Tautan-tautan Akses

Sejarah Berdirinya Voice of America (VOA) - 2002-06-03


VOA didirikan pada tanggal 24 Pebruari 1942, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan berita yang tepat, jujur, dan bisa diandalkan. Pedoman yang mendasari kegiatan siaran VOA adalah sebuah piagam yang ditandatangani oleh Presiden Gerald Ford dan kemudian disahkan menjadi Undang-Undang pada tanggal 12 Juli 1976. Siaran pertama VOA (Suara Amerika) pada tanggal 24 Februari 1942, diudarakan dari kota San Francisco, di pantai barat Amerika Serikat, 79 hari setelah Pearl Harbor di Hawaii diserang oleh Jepang. Misi VOA pada waktu itu adalah menjelaskan kepada dunia, mengapa Amerika terlibat dalam Perang Dunia II.

VOA, atau Voice of America, adalah sebuah lembaga, bagian dari pemerintah Amerika yang melaksanakan siaran luar negeri. VOA berpusat di Washington, D.C. Kantor-kantor perwakilan dan para koresponden VOA tersebar di seluruh dunia. VOA memiliki ratusan penulis dan editor, serta koresponden dan jaringan stringer yang tersebar di seluruh dunia. VOA menyiarkan lebih dari 900 jam acara berita dan informasi lainnya setiap minggu, dan mencapai lebih dari 93 juta pendengar dan penonton di dunia. VOA menyiarkan dalam bahasa Inggris dan 53 bahasa lain melalui radio, televisi, internet. Selain itu VOA juga menyebarluaskan misinya lewat jaringan stasiun afiliasi, yakni stasiun lokal yang memiliki kerjasama dengan VOA yang saat ini jumlah stasiun afiliasi mencapai lebih dari 1200 stasiun pemancar.

Sejarah VOA Program Bahasa Indonesia Bagaimana dan Bilamana Bermula Siaran Bahasa Indonesia ?

Indonesia ketika itu masih berada di bawah kekuasaan Belanda. Sekitar waktu siaran pertama Suara Amerika itu, ada beberapa pemuda Indonesia di Amerika Serikat. Mereka itu anggota Korps Penerbangan Sukarela yang disponsor Belanda, dan pada tahun 1942 dikirim ke Royal Netherlands Military Flying School (Sekolah Penerbangan Militer Kerajaan Belanda) di Fort Leavenworth di negara bagian Kansas, di bagian barat tengah Amerika, untuk latihan terbang. Para pemuda Indonesia itu kemudian direkrut oleh Badan Penerangan Perang Amerika Serikat (Office of War Information) untuk turut menjelaskan kepada dunia mengapa Amerika terlibat dalam Perang Dunia II.

Para pemuda Indonesia itu menerjemahkan naskah siaran di New York, kemudian direkam dan disiarkan ke Indonesia dari San Francisco. Di antara pemuda-pemuda itu terdapat Kadet Sudjono. Ia dilarhirkan di Surakarta tanggal 8 Januari 1923, dan berpendidikan AMS (SMA zaman Belanda) jurusan Sastra Timur, dari tahun 1939-1942. Ia kembali ke Indonesia pada pertengahan 1940-an dan menerjunkan diri dalam Revolusi Kemerdekaan Indonesia, dan pada tahun 1950-an kembali ke Amerika Serikat menjadi Atase Udara Republik Indonesia di Kedutaan Besar Indonesia di Washington.

Pada tahun 1957, Sujono mengikuti pendidikan di Air Transportation Institute di University of George Washington di ibukota Amerika Serikat, dan pada tahun 1970 mengikuti Sekolah Staf dan Komano AURI. Di AURI, Sujono mencapai pangkat Marsekal Madya Udara. Pada tahun 1971 ia menjadi anggota DPR, dan pada tahun 1977 menjadi Wakil Ketua DPR.

Menyiarkan dalam Bahasa Jawa Juga

Dalam bulan Mei 1943, sebuah seksi dengan resmi didirikan di San Francisco di bawah Badan Penerangan Perang Amerika (Office of War Information), dan seksi itu disebut Seksi Bahasa Melayu, dikepalai oleh Dr. Vernon Hendershot, kini almarhum, dan penyiarnya 6 orang, di antaranya Pamudjo, seorang warga Amerika Serikat, yang menjadi Konsul Kehormatan untuk Indonesia sebentar, setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1945. Kelima penyiar lainnya adalah : Mansarudin Bogok, Eddy Koestoer, Machmud Raksapermana, Eddy Tirayoh, dan William W. Siwy, almarhum.

Siaran-siaran ke Indonesia pada waktu itu, dalam bahasa Jawa dan Melayu, sebagian besar berupa warta-berita dan penjelasan mengenai penyerbuan pasukan Jepang di kawasan Pasifik, dan juga ulasan-ulasan yang dimaksudkan untuk mendorong semangat juang rakyat Indonesia dalam masa pendudukan Jepang. Pada permulaan, siaran dalam bahasa Jawa dan Melayu itu berlangsung hanya setengah jam, tetapi ketika pasukan Amerika bertambah kuat di kawasan Pasifik, staf penyiar dan jam siaran ditambah. Dengan berdirinya Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Seksi Bahasa Melayu diganti namanya menjadi Seksi Bahasa Indonesia.

Hanya tiga hari setelah negara-negara Axis menyerah, VOA menceritakan kepada dunia tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia negara pertama di antara berbagai bangsa Asia yang memproklamirkan kemerdekaan. Dalam ucapan selamat yang dikirim kepada VOA pada ulang tahunnya yang ke 35 tanggal 24 Februari 1977, bekas Kepala RRI Sugito mengatakan bahwa Suara Amerika dimonitor selama perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, ketika kantor pusat RRI berkedudukan di Yogyakarta.

Dari San Francisco ke New York Lalu ke Washington

Dalam bulan Agustus tahun 1946, VOA, termasuk Seksi Bahasa Indonesia, pindah dari San Francisco ke New York, dan VOA menjadi bagian dari Departemen Luar negeri Amerika. Ketika itu James Mysburg diangkat menjadi kepala Seksi Indonesia, yang digantikan kemudian oleh John A. Nalley. Beberapa kepala seksi setelah itu adalah Dr.Vernon Hendershot, Yoshio Sakaue, J. Brooks Spector, George F. Grow. Kini dijabat oleh Dr. Norman Goodman. Sedangkan Kepala Urusan Luar, Odjahan Siahaan, M.A.

Seksi Bahasa Indonesia mengumandangkan siarannya yang pertama dalam bentuknya yang sekarang pada tanggal 27 Desember 1949, pada hari Amerika Serikat mengakui Indonesia sebagai negara merdeka. Pada bulan September 1954, VOA pindah lagi -- kali ini ke kota Washington, ibukota Amerika Serikat. VOA menjadi bagian dari badan yang baru dan berdiri sendiri, yakni United States Information Agency (USIA), atau Badan Penerangan Amerika Serikat, yang direkturnya langsung bertanggung jawab kepada presiden Amerika Serikat.

Pada tahun 1954, Seksi Bahasa Indonesia masih kecil, tetapi lambat laun pegawai-pegawai baru ditambahkan, di antaranya Emma Soeradja, Julian Mara, (alm.) dan Tati Haryati, yang ketiga-tiganya ketika itu bertempat tinggal di Amerika, dan siaran-siaran Seksi Bahasa Indonesia diperpanjang dari satu menjadi dua jam setiap hari. Di antara staf penyiar yang pertama didatangkan langsung dari Indonesia ialah Kamargo Tirtosupono, kemudian Abdul Hannan (alm.), Arjono Tirtohardjo (alm.), Willy Sitompul dan suami-isteri Wahyu dan Prahastuti Adhitama. Pada tahun 1965, Ruben Dangin didatangkan untuk memperkuat staf Seksi Indonesia.

Setelah usaha kudeta komunis yang gagal pada bulan Oktober 1965 di Indonesia, VOA menambah waktu siaran Bahasa Indonesia menjadi tiga jam setiap hari. Ketika itu, Suara Amerika menampung Zulkarnain Tajibnapis, M.A. dan Odjahan Siahaan, M.A., menjadi penyiar; keduanya semula bekerja di Kedutaan Besar Indonesia di Washington. Dalam tahun 1966 dan sesudahnya, tenaga baru langsung direkrut dari Indonesia.

Dewasa ini, tahun 2002, Seksi Bahasa Indonesia berkumandang di udara -- dua setengah jam sehari -- Siaran Pagi satu setengah jam (05.00-06.30 WIB), dan Siaran Petang satu jam (18.30-19.30 WIB). Di samping itu, Seksi Bahasa Indonesia mengirim lewat telepon, Senin-Jumat, antara pukul 06.30 WIB sampai pukul 09.00 WIB, Warta Berita, Laporan Internasional / Laporan Khusus tentang Indonesia, Catatan Bursa dan Berita Olah Raga selama kira-kira 23-25 menit, kepada 50 stasiun radio di seluruh Indonesia, dari Nanggroe Aceh Darussalam sampai ke Papua.

Seksi Bahasa Indonesia kini mempunyai 170 stasiun radio affiliasi. Di antara stasiun-stasiun itu 70 merelai lewat satelit siaran-siaran VOA seksi Bahasa Indonesia, dan beberapa merelai acara-acara dalam bahasa Inggris. Selebihnya menyiarkan kembali acara-acara dalam kaset dan naskah, yang dikirim lewat pos udara tiap pekan. Jumlah petugas di Seksi Bahasa Indonesia adalah 32 orang, termasuk Kepala Seksi, Staf Tetap, dan beberapa tenaga paruh waktu.

XS
SM
MD
LG