Sementara itu, para diplomat Vatikan mengajukan rencana untuk mengakhiri konfrontasi antara tentara Israel dan orang-orang Palestina bersenjata yang bertahan di dalam gereja kelahiran di Bethlehem. Rincian usul Vatikan itu belum jelas, tapi kantor berita Reuters mengutip jurubicara Vatikan mengatakan, usul penyelesaian itu terhormat, bisa dijalankan segera dan tidak menggunakan kekerasan. Kira-kira 200 orang Palestina bersenjata dan sejumlah orang sipil masuk ke gereja itu lima hari yang lalu dan terus berada disana bersama 40 orang pendeta Fransiskan dan empat orang biarawati. Tentara Israel mengepung gereja itu, yang dibangun di tempat dimana Jesus kristus katanya dilahirkan 2,000 tahun yang lalu. Tentara Israel menghendaki semua orang bersenjata itu menyerah, tapi para pendeta Fransiskan, yang khawatir akan terjadi pertumpahan darah, lebih suka terus bertahan di dalam gereja.