Televisi Angola menayangkan mayat pemimpin pemberontak Jonas Savimbi yang penuh lubang peluru. Rekaman video yang ditayangkan televisi kemarin menunjukkan mayat Savimbi terbaring di atas meja di bawah sebuah pohon, dengan luka tembak pada lehernya. Jurubicara pemberontak UNITA dikutip mengukuhkan tewasnya Jonas Savimbi. Radio Angola mengatakan, tokoh berumur 67 tahun itu kemudian dikubur di kota Lucusse, di mana ia tewas hari Jumat. Jonas Savimbi sepanjang hidupnya berusaha mengejar kekuasaan di negara yang kaya minyak dan berlian itu, semula sebagai pemimpin pemberontak UNITA melawan penjajah Purtogal, kemudian melawan pemerintah Marksis Angola. Tahun 1991, UNITA menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah, namun Savimbi tidak mau mengakui hasil pemilihan tahun 1992, di mana ia dikalahkan presiden Jose Eduardo dos Santos. Kepopulerannya pudar ketika ia tidak mengakui hasil pemilihan itu dan kembali mengangkat senjata. Ia juga disalahkan sebagai penyebab gagalnya perjanjian perdamaian tahun 1994, di mana ia dikecam oleh masyarakat internasional. Jonas Savimbi lahir dari keluarga miskin di wilayah pegunungan di Angola bagian tengah, namun ia berhasil memperoleh gelar kesarjanaan dan menguasai tujuh bahasa. Kabarnya Savimbi memiliki beberapa orang istri dan banyak anak. Jonas Savimbi, meninggal dunia pada umur 67 tahun.