Pesawat-pesawat tempur AS dilaporkan kembali membom sebuah kawasan di Afghanistan timur di mana menurut Pentagon, para anggota jaringan Al-Qaida pimpinan Usama Bin Ladin berkumpul. Kantor berita Islam Afghanistan di Pakistan menyebutkan paling sedikit 2 orang cedera karena serangan udara Jum'at pagi tadi di wilayah Zhawar dekat perbatasan Pakistan. Kamis kemarin, para pejabat Departemen Pertahanan AS mengungkapkan sekitar 100 bom dijatuhkan di wilayah tsb, dan bahwasanya sebuah pesawat penembak AC-130 juga ikut serta dalam serangan itu. Tidak jelas berapa banyak anggota Al-Qaida mungkin terbunuh. Para pejabat mengatakan wilayah tsb dijadikan target setelah pihak intelijens AS mendeteksi apa yang mereka sebut "kegiatan" di bekas wilayah Taliban dan Al-Qaida.
Sementara, PBB sekali lagi menyatakan kecemasannya tentang kemungkinan jatuhnya korban sipil dari serangan bom AS di Afghanistan. Badan dunia itu mengemukakan memiliki laporan yang belum dikukuhkan tetapi dapat dipercaya, bahwasanya sebanyak 52 orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara di sebuah desa di propinsi Paktia Jum'at lalu. Seorang jurubicara mengungkapkan utusan PBB bagi Afghanistan Lakhdar Brahimi merasa "sangat cemas" tentang korban-korban sipil terakhir dan berencana membahas masalah ini dengan pemerintahan interim Afghanistan dan juga para pejabat AS. AS bertahan bahwa mereka menembaki sasaran-sasaran teroris Taliban dan Al-Qaida. Sementara itu, Kamboja sedang bersiap-siap mengirimkan satu tim ahli bom ke Afghanistan untuk membantu membersihkan jutaan bom dan ranjau yang tidak atau belum meledak. Para pejabat mengatakan PM Hun Sen memerintahkan tim tersebut untuk bersiap terbang ke Afghanistan. Rincian tentang berapa jumlah ahli yang akan turut serta belum segera diketahui. Kamboja, sebagaimana Afghanistan, adalah salah satu dari negara-negara di dunia yang sangat sarat dengan peluru dan ranjau yang tersisa dari hampir 3 dasawarsa konflik bersenjata.