Kemacetan terus terjadi antara para pejabat Israel dan pemimpin Palestina Yasser Arafat mengenai janjinya untuk menghadiri upacara-upacara perayaan menjelang Natal di Bethlehem, meskipun Israel melarang kunjungan itu. Arafat, seorang muslim, mengatakan tidak seorangpun dapat menghentikannya untuk menghadiri misa di gereja di kota itu yang dikenal sebagai tempat lahir Jesus, dan bahwa dia akan berjalan 20 Km dari Ramallah, kalau dia terpaksa harus melakukannya. Rutenya melalui daerah yang dikuasai Israel di Tepi Barat. Para pejabat Israel telah menyatakan pasukan militer akan menghentikan Arafat kelau dia berusaha menggunakan jalan-jalan tadi. Kabinet keamanan Israel menyatakan Minggu pagi untuk menolak permintaan Arafat melakukan perjalanan tersebut, dengan mengatakan, dia tidak berusaha cukup banyak untuk menghentikan serangan teroris terhadap Israel. Para turis dan umat kristen peziarah yang dulu pernah mengunjungi Bethlehem dalam jumlah besar untuk merayakan Hari Natal tidak lagi datang ke sana tahun ini, karena kerusuhan dengan kekerasan Israel - Palestina. Diberitakan kepada VOA, bahwa sebuah hotel, dengan 210 kamar di Bethlehem, tahun ini kosong. Tidak banyak tamu yang datang, dan itupun kebanyakan reporter.