Tautan-tautan Akses

Tony Blair: Aksi Militer Perlu Diimbangi Penyelesaian Israel-Palestina - 2001-10-14


Perdana Menteri Inggris, Tony Blair mengatakan, aksi militer di Afghanistan hendaknya diimbangi dengan kemajuan dalam menyelesaikan sengketa antara Israel dan Palestina. Dalam wawancara dengan suratkabar Observer yang berkedudukan di London, Tony Blair mengatakan, kekerasan di Timur Tengah harus bisa ditanggulangi dan keamanan ditegakkan, dimulai dengan apa yang ia sebut “pembicaraan sungguh-sungguh” antara keduabelah fihak. Perdana Menteri Inggris akan membuka pembicaraan di London pada hari Senin dengan pemimpin Palestina, Yasser Arafat. Ia juga mengatakan, tidak ada rencana segera untuk melancarkan serangan terhadap Irak dalam perang melawan terorisme, karena tindakan semacam itu harus dibicarakan dahulu dengan para mitra dalam koalisi anti teroris. Tony Blair telah mengatakan kepada rakyatnya supaya siap menghadapi korban, karena katanya, “selalu ada resiko” kalau aksi militer diambil.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Luar Negeri Israel, Shimon Peres telah mengadakan pertemuan lagi dengan para pejabat tinggi Palestina dalam usaha lagi untuk menghidupkan kembali gencatan senjata yang rapuh di Timur Tengah. Hari Jumat, Menteri Peres mengadakan pembicaraan dengan Ketua perunding Palestina, Saeb Erekat dan Ketua Parlemen, Ahmed Qureia. Ini adalah pertemuan mereka yang kedua dalam sepekan. Para pejabat Palestina menuntut agar Israel mencabut restriksi kebebasan bergerak bagi orang Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Binyamin Ben-Eliezer mengatakan, ia segera akan memutuskan, apakah akan memperlunak langkah-langkah yang diberlakukan untuk mencegah serangan Palestina terhadap orang-orang Israel. Ben Eliezer telah memperingatkan bahwa pembatasan-pembatasan itu akan dicabut hanya di daerah-daerah dimana pertempuran telah dihentikan.

Sementara, para penembak jitu Israel telah menembak mati seorang pemimpin kelompok Palestina militan, Hamas. Sumber militer Israel mengatakan, bahwa Abdul Rahman Hamad ditembak hari ini, ketika ia sedang berdiri di atap rumahnya di Tepi Barat. Statemen dari kantor Perdana Menteri, Ariel Sharon mengatakan, Hamad memerintahkan pemboman bunuh diri terhadap Israel, termasuk ledakan bulan Juni lalu diluar sebuah kelab malam di Tel Aviv yang menewaskan 22 orang. Seorang pejabat Palestina menuduh Israel menghidupkan kembali kebijakan pembunuhan yang direncanakan yang sudah disetujui akan dihentikan sebagai bagian dari gencatan senjata bulan lalu dengan Palestina. Tidak segera jelas, sampai dimana insiden ini akan mempengaruhi rencana Israel untuk mengurangi blokade wilayah Palestina yang sudah lama diberlakukan. Ariel Sharon diduga akan mengumumkan pengurangan sebagian restriksi itu hari ini.

XS
SM
MD
LG