Boeing - pabrik besar pesawat terbang penumpang komersial mengatakan, akan mem-phk-kan sampai 30 ribu karyawannya karena serangan teroris pekan lalu yang melibatkan pesawat penumpang yang dibajak. Pernyataan perusahaan Boeing itu, yang dikeluarkan Selasa malam, menyatakan, pengurangan pegawai itu akan dilakukan untuk menghadapi lingkungan bisnis yang berubah. Serangan itu melarang terbang semua pesawat selama pekan lalu dan menakutkan banyak penumpang yang akan terbang. Perusahaan besar penerbangan-United, Continental dan U-S Airways-sudah mengumumkan rencana untuk mengurangi lebih dari 40 ribu lapangan kerja, dan perusahaan penerbangan lainnya mengancam akan bertindak sama. Gedung Putih siap untuk mengirim usul paket bantuan kepada Kongres untuk membantu industri pesawat terbang, yang katanya memerlukan paling sedikit 20 milyar dollar bantuan untuk menghindari kebangkrutan. Dalam pada itu, saham Amerika ditutup lagi hari Selasa, hari kedua perdagangan sejak serangan teroris pekan lalu.
Sebelumnya, menteri Perhubungan Amerika, Norman Mineta mengatakan Pemerintah berharap dapat menyiapkan satu paket penyelamatan bagi perusahaan penerbangan Amerika awal pekan depan. Ia mengemukakan halini selesai pembicaraan di Gedung Putih hari ini antara para pejabat pemerintah, pemuka-pemuka Kongres dan para eksekutif perusahaan-perusahaan penerbangan utama Amerika. Rinciannya tidak banyak diketahui, namun sektor penerbangan telah mengatakan membutuhkan bantuan sedikitnya 20 miliar dolar. Mineta mengatakan, serangan teroris di New York dan Washington pekan lalu merugikan perusahaan-perusahaan penerbangan itu 250 sampai 300 juta dolar sehari. Tanpa bantuan Pemerintah Federal perusahaan penerbangan Amerika diperkirakan akan mulai menyatakan diri bangkrut dan minta perlindungan dalam beberapa hari mendatang. Pekan lalu sejumlah perusahaan penerbangan utama Amerika seperti Continental dan Delta mengumumkan rencana memberhentikan karyawan dan mengurangi layanan penerbangan. Gangguan dalam perjalanan udara mengancam kelangsungan hidup perusahaan penerbangan Amerika dan juga merugikan perusahaan penerbangan Eropa.