Pemimpin oposisi terkemuka Iran Mir Hossein Mousavi menyatakan bersedia mengorbankan jiwanya demi kampanye refomasi dan menyerukan kepada pemerintah agar menghentikan penindakan keras terhadap para pendukung oposisi.
Dalam pernyataan yang dimuat dalam situs Internet oposisi, Jumat, calon presiden yang kalah itu mengatakan pemerintah Iran tidak akan mampu menumpas gerakan reformasi dengan kekuatan senjata.
Mousavi memperingatkan bahwa memenjarakan dan membunuh para tokoh oposisi tidak akan menenangkan keadaan. Ia juga menyerukan kepada pemerintah agar menyetujui rencana 5 pasal, yang mencakup membebaskan tahanan politik dan menciptakan undang-undang pemilu baru dan yang transparan.
Pernyataan tersebut diserukan setelah terjadinya kekerasan paling buruk yang melanda negara itu sejak Juni, ketika Presiden Mahmoud Ahmadinejad memenangkan pemilu yang disengketakan. Mousavi dan pendukungnya mengatakan pemilu itu dicurangi.
Dalam sholat Jumat di Teheran, ulama garis keras Ayatollah Ahmad Jannati mengatakan yang menjadi masalah adalah bahwa Islam adalah landasan rejim kita. Amerika telah 30 tahun memerangi sistem kita tetapi gagal. Republik Islam tidak akan membiarkan perlawanan terhadap sistem Islam, dan hukum harus ditegakkan dan dihormati.
Tambah Jannati orang-orang yang mendalangi kerusuhan harus tetap dalam tahanan.