Ribuan warga Iran bentrok dengan Polisi hari Sabtu, menentang peringatan Pemimpin tertinggi negara itu agar menghentikan demonstrasi mengenai hasil pemilu pekan lalu yang disengketakan .
Para saksi di Ibukota Iran, Teheran mengatakan, polisi anti-huru-hara Sabtu menggunakan gas air mata, pentungan dan semprotan air, untuk membubarkan para pendukung kandidat Presiden yang kalah, Mir Hossein Mousavi. Para demonstran meneriakkan kata-kata "Mampus Diktator"
Televisi Pemerintah mengukuhkan terjadinya beberapa insiden, dan mengatakan, polisi bentrok dengan apa yang disebutnya – para perusuh, yang berusaha melakukan protes ilegal menentang hasil pemilu presiden.
Ketika hari mulai gelap, orang-orang naik ke atap rumah mereka, meneriakkan Allahu Akbar.
Hari Sabtu, seorang pembom
bunuh diri meledakkan diri dekat tempat peringatan bagi mendiang Ayatollah
Ruhollah Khomenei, pemimpin revolusi Islam negara itu. Media Pemerintah
mengatakan, pelaku serangan itu tewas dan paling sedikit 3 orang lainnya cedera.
Sabtu malam, Mir Hossein Mousavi mengeluarkan pernyataan kepada Badan legistalif tertinggi Iran, mengulangi seruannya agar hasil pemilu dibatalkan. Dewan keamanan negara itu mengatakan kepada Hossein Mousavi bahwa ia akan bertanggung jawab atas konsekuensi diselenggarakannya demonstrasi- demonstrasi terlarang.
Iran melarang keras liputan media independen di negara itu, tetapi para saksi – yang berbicara kepada VOA Seksi Bahasa Persia dan kantor-kantor berita lain – mengatakan, ribuan penduduk Teheran turun ke jalan-jalan, hari Sabtu. Para saksi juga melaporkan banyak sekali polisi yang datang, khususnya di sekitar dua lapangan kota Teheran, di mana berlangsung demonstrasi sebelumnya.