Penyelidik hak asasi manusia PBB, Paulo Sergio Pinheiro telah mengritik para pemimpin militer Birma dan rencana mereka mengadakan referendum konstitusi bulan depan.
Berbicara kepada wartawan hari Senin di Brussels, Pinheiro mengatakan Birma perlu memperlihatkan bentuk reformasi politik seperti yang terjadi di negara lain di kawasan sana. Ia juga mengatakan bahwa ia heran bagaimana satu negara dapat mengadakan referendum dan dalam waktu sama menindas yang menentangnya.
Menurutnya ia menerima banyak laporan orang-orang yang menentang referendum itu ditangkap.
Birma tidak mengizinkan Pinheiro datang ke negeri itu sejak penghujung tahun lalu karena ia mengecam tindakan pemerintah Birma menumpas aksi protes yang dipelopori para biksu bulan September lalu. Ia akan mundur sebagai penyelidik hak asasi manusia PBB pada akhir bulan ini.