Sekitar 50 orang dibunuh atau ditemukan tewas di Irak, dalam hari kekerasan lain di negara itu. Polisi Irak mengatakan 20 jenazah tanpa kepala telah diangkat dari Sungai Tigris di selatan Baghdad. Jenazah itu –semuanya pria—ditemukan dengan tangan dan kaki mereka terikat, di pinggir sungai di sebuah desa Sunni. Sementara di Baghdad, polisi mengatakan sebuah ledakan bom mobil di sebuah stasiun bis pada jam sibuk pagi hari, hari ini menewaskan 21 orang dan mencederai 40 lainnya di sebuah daerah yang mayoritas penduduknya Shiah.
Di tempat-tempat lain di ibukota, peluru mortir menghantam daerah perdagangan Shorja tengah, menewaskan sekurang-kurangnya dua orang, sementara militer Amerika mengatakan sebuah bom jalan menewaskan seorang prajurit Amerika. Di Basra, militer Inggris mengatakan sebuah bom jalan lain menewaskan tiga prajurit Inggris.
Sementara itu, PM Irak Nouri al-Maliki memperingatkan bahwa ekstremis al Qaida di Irak memiliki apa yang ia sebut “rencana yang luas dan berbahaya” untuk menggoyah negara-negara di kawasan itu. Pemerintah Irak juga menyerukan kepada rakyatnya agar jangan ikut melakukan unjuk rasa bersama pemimpin Shiah Moqtada al-Sadr ke sebuah tempat ibadah Shiah di Samarra yang belum lama ini dibom. PM Nouri al-Maliki mengatakan jalan dari Baghdad ke Samarra belum aman.
Sadr hari ini mengatakan ia akan maneruskan unjuk rasa 5 Juli itu, yang ia rencanakan setelah tersangka al-Qaida membom masjid Askariya 13 Juni yang lalu. Ia mengatakan tujuan unjuk rasa itu adalah untuk lebih mengakrabkan warga Sunni dan Shiah. Tetapi pejabat-pejabat pemerintah dan kelompok Sunni menasihatkan agar jangan ikut dalam unjuk rasa itu, karena dikhawatirkan unjuk rasa itu akan meningkatkan kekerasan sektarian.