Tentara Amerika menunjukkan apa yang disebutnya bukti-bukti bahwa agen-agen intelijen Iran mensupplai senjata dan melatih pemberontak sunni dan syiah di Irak. Ini dikatakan oleh jurubicara militer, Jenderal William Caldwell, dalam wawancara pers hari ini di Baghdad.
Kata Jenderal Caldwell, interogasi yang dilakukan terhadap tersangka pemberontak juga menunjukkan bahwa Iran sedang melatih pejuang Irak untuk merakit dan menggunakan bom-bom pinggir jalan yang bisa menembus lapisan baja pelindung.
Sementara itu, tokoh gerakan radikal Syiah, Moqtada al-Sadr mengancam akan keluar dari pemerintahan Irak untuk memperkuat tuntutannya supaya ditentukan jadwal penarikan pasukan Amerika dari Irak.
Tentara Amerika juga mengumumkan hari Rabu dua orang lagi tentaranya tewas, dan 16 luka-luka dalam pertempuran di Baghdad. Kata laporan pers, pertempuran untuk mengamankan kota Baghdad semakin sengit sejak pasukan Amerika dan Irak melancarkan operasi keamanan pertengahan bulan Februari lalu.
Sementara itu, palang merah internasional menyatakan terkejut dengan memburuknya situasi kemanusiaan di Irak dan menyerukan perlindungan lebih baik bagi warga sipil dari aksi-aksi kekerasan. Kata laporan tadi, warga sipil Irak hidup dalam keadaan yang buruk dan tidak bisa dipertanggung-jawabkan, karena mereka menjadi sasaran penembakan, serangan bom, pembunuhan dan penculikan, dan juga jadi korban ketika dilakukan operasi militer. Penambahan pasukan Amerika di Baghdad tidak banyak memperbaiki keamanan di ibukota Irak, kata laporan itu.