Tautan-tautan Akses

PBB: Beberapa Bulan Setelah Banjir, Jutaan Orang Kekurangan Air Bersih di Pakistan


Korban banjir berlindung di bawah bayang-bayang dipan di pinggir jalan Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya, Pakistan, Senin, 19 September 2022. (AP/Zahid Hussain )
Korban banjir berlindung di bawah bayang-bayang dipan di pinggir jalan Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya, Pakistan, Senin, 19 September 2022. (AP/Zahid Hussain )

Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Selasa (21/3), memperingatkan bahwa setelah banjir dahsyat musim panas lalu, 10 juta orang di Pakistan, termasuk anak-anak, masih tinggal di daerah yang terkena banjir tanpa akses ke air minum yang aman.

Pernyataan dari UNICEF ini menegaskan situasi yang memprihatinkan di Pakistan yang miskin, negara dengan populasi 220 juta yang beberapa bulan kemudian masih bergumul dengan konsekuensi banjir, serta krisis ekonomi yang terus meningkat. Banjir itu, yang oleh para ahli dikaitkan dengan perubahan iklim, menewaskan 1.739 orang, termasuk 647 anak-anak dan 353 perempuan.

Sejauh ini, kurang dari setengah permintaan dana UNICEF untuk Pakistan, 45 persen dari $173,5 juta, telah terpenuhi. Menurut badan tersebut, sebelum banjir melanda Juni lalu, air dari hanya 36 persen sistem air Pakistan dianggap aman untuk dikonsumsi manusia.

Banjir merusak sebagian besar sistem pipa air di daerah yang terkena dampak, memaksa lebih dari 5,4 juta orang, termasuk 2,5 juta anak-anak, hanya mengandalkan air yang terkontaminasi dari kolam dan sumur, kata UNICEF.

Anak-anak bermain di luar tenda mereka di kamp bantuan, di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya, Pakistan, Kamis, 29 September 2022. Hampir 3 juta anak di Pakistan mungkin kehilangan setidaknya satu semester karena kerusakan sekolah akibat banjir. (AP/Zahid Hussain)
Anak-anak bermain di luar tenda mereka di kamp bantuan, di Jaffarabad, sebuah distrik di provinsi Baluchistan barat daya, Pakistan, Kamis, 29 September 2022. Hampir 3 juta anak di Pakistan mungkin kehilangan setidaknya satu semester karena kerusakan sekolah akibat banjir. (AP/Zahid Hussain)

“Air minum yang aman bukanlah hak istimewa, itu adalah hak asasi manusia,” kata Abdullah Fadil, perwakilan UNICEF di Pakistan. “Namun, setiap hari, jutaan anak perempuan dan laki-laki di Pakistan kalah dalam pertempuran melawan penyakit yang ditularkan melalui air yang dapat dicegah dan akibat kekurangan gizi.”

“Kami membutuhkan dukungan berkelanjutan dari para donatur kami untuk menyediakan air bersih, membangun toilet, dan memberikan layanan sanitasi yang vital kepada anak-anak dan keluarga yang paling membutuhkannya,” tambah Fadil.

“Di daerah yang terkena banjir, lebih dari 1,5 juta anak laki-laki dan perempuan mengalami kekurangan gizi parah, dan jumlahnya hanya akan meningkat jika tidak ada air bersih dan sanitasi yang layak,” kata UNICEF.

Banjir menyebabkan kerusakan bernilai lebih dari $30 miliar karena sebagian besar wilayah negara tetap terendam air selama berbulan-bulan, memaksa jutaan orang tinggal di tenda atau rumah darurat di dekat genangan air yang menyebabkan penyebaran penyakit. [ab/uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG