Tautan-tautan Akses

Negara-negara Muslim Berlomba Kirim Bantuan untuk Turki dan Suriah


Rombongan truk asal Arab Saudi, yang membawa bantuan untuk korban gempa Turki-Suriah, bergerak melewati wilayah perlintasan al-Hamam di Afrin, Suriah, pada 11 Februari 2023. (Foto: Reuters/Mahmoud Hassano)
Rombongan truk asal Arab Saudi, yang membawa bantuan untuk korban gempa Turki-Suriah, bergerak melewati wilayah perlintasan al-Hamam di Afrin, Suriah, pada 11 Februari 2023. (Foto: Reuters/Mahmoud Hassano)

Di saat jumlah orang tewas akibat gempa bumi yang melanda Turki dan Suriah pada 6 Februari lalu terus meningkat, dana dan sumbangan dari berbagai bagian dunia juga terus berdatangan untuk membantu para penyintas bencana tersebut.

Sebuah kampanye penggalangan dana yang diluncurkan oleh Kerajaan Arab Saudi berhasil mengumpulkan lebih $100 juta dari lebih 1,6 juta individu dan perusahaan dalam kurun waktu satu minggu.

Pemerintah Saudi juga telah mengerahkan pesawat-pesawat yang membawa makanan, obat-obatan, dan pasokan untuk tempat berlindung, serta mengirim tim SAR, menurut agensi bantuan kerajaan itu.

Kerajaan Arab kaya lainnya juga merespons demikian. Sehari setelah gempa bumi itu terjadi, Uni Emirat Arab mengumumkan bantuan kemanusiaan $100 juta untuk jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal di Turki dan Suriah di tengah suhu dingin yang mendera daerah gempat tersebut.

Sementara itu, Qatar telah mengumumkan akan mengirimkan 10.000 kabin portable dan trailer yang digunakan ketika berlangsung Piala Dunia 2022 di Doha untuk para korban gempa, selain bantuan makanan dan medis.

Bahkan Afghanistan, yang kini telah dilanda kesulitan finansial, telah menyumbangkan uang tunai $200,000 untuk membantu korban gempa.

Maryam Zarnegar Deloffre, direktur lembaga Humanitarian Action Initiative di George Washington University’s Elliott School of International Affairs, mengatakan terdapat elemen diplomatik sekaligus aspek kemanusiaan dalam sejumlah bantuan yang diberikan oleh negara-negara Muslim tersebut.

"Apa yang kita lihat saat ini adalah normalisasi hubungan antara negara-negara tersebut dan Suriah serta Turki," kata Deloffre kepada VOA, seraya menambahkan bahwa Kerajaan Saudi dan sekutunya tengah berusaha membangun hubungan kembali dengan rezim Suriah dalam upayanya untuk mengurangi pengaruh Iran di kawasan.

Monarki Suni di wilayah Teluk menuduh rezim Syiah di Iran telah mencoba mengubah dinamika kekuatan regional, sebuah tuduhan yang telah dibantah pihak Teheran.

Iran juga telah mengirimkan bantuannya kepada Turki dan Suriah. [jm/ka/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG