Tautan-tautan Akses

Austin: Tidak Ada Negara Ketiga Memiliki 'Veto' atas Aspirasi Ukraina Bergabung dengan NATO


Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Ukraina Andriy Taran saat upacara penyambutan sebelum pertemuan mereka di Kyiv, Ukraina 19 Oktober 2021. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menteri Pertahanan Ukraina Andriy Taran saat upacara penyambutan sebelum pertemuan mereka di Kyiv, Ukraina 19 Oktober 2021. (Foto: REUTERS/Gleb Garanich)

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan tidak ada negara ketiga yang memiliki hak veto atas aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.

"Ukraina ... berhak untuk memutuskan kebijakan luar negerinya di masa depan. Kami berharap mereka dapat melakukannya tanpa campur tangan pihak luar," kata Austin saat berkunjung ke Kyiv pada Selasa (19/10), ketika ditanya tentang keberatan Rusia atas masuknya Ukraina ke NATO.

Ketegangan semakin bertambah antara Rusia dan aliansi pimpinan AS itu, ketika Moskow mengumumkan pada Senin lalu bahwa pihaknya menarik misi permanen negaranya ke NATO sebagai tanggapan atas pengusiran aliansi atas delapan warga Rusia pada awal bulan ini.

Austin juga menyebut Rusia sebagai "penghalang" bagi setiap resolusi damai atas sengketa yang berkecamuk di Ukraina timur.

"Sekali lagi kami serukan kepada Rusia untuk mengakhiri pendudukannya atas Krimea, menghentikan sengketa berkepanjangan di Ukraina timur, juga mengakhiri aktivitas destabilisasi kawasan Laut Hitam dan di sepanjang perbatasan Ukraina," kata Austin lebih lanjut.

"Kami akan terus melakukan segala sesuatu untuk mendukung upaya Ukraina dalam mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan diri," tambahnya.

Awal tahun ini, Rusia mengerahkan pasukan terbesar di dekat perbatasan Ukraina sejak pencaplokan wilayah Krimea pada tahun 2014. Pasukan itu mundur setelah mengambil bagian dalam latihan di dekat perbatasan Ukraina.

Menteri Pertahanan Ukraina Andriy Taran, kiri, dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin meninjau penjaga kehormatan selama upacara penyambutan menjelang pertemuan mereka di Kyiv, Ukraina, 19 Oktober 2021. (Foto: AP)
Menteri Pertahanan Ukraina Andriy Taran, kiri, dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin meninjau penjaga kehormatan selama upacara penyambutan menjelang pertemuan mereka di Kyiv, Ukraina, 19 Oktober 2021. (Foto: AP)

Kunjungan Austin ke Ukraina merupakan perhentian keduanya di Eropa minggu ini setelah mengunjungi Georgia pada Senin (18/10).

Bradley Bowman, seorang ahli pertahanan dari Foundation for Defense of Democracies, menyebut lawatannya ke Georgia dan Ukraina itu sebagai “sinyal penting dan positif.”

“Mereka adalah mitra penting, yang secara harfiah, bukan metafora, benar-benar berada di garis depan melawan agresi dan invasi Rusia dan pendudukan yang terus berkelanjut,” kata Bowman kepada VOA.

Rusia masih menguasai sekitar seperlima wilayah Georgia.

Selama konferensi persnya pada Selasa (19/10) dengan mitranya dari Ukraina, Austin juga mendesak Moskow untuk menghentikan "serangan siber yang terus-menerus dan kegiatan memfitnah lainnya" terhadap Amerika Serikat dan mitranya.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pekan lalu Rusia telah mengambil "beberapa langkah" terhadap kelompok ransomware yang beroperasi dari negara itu setelah Presiden Joe Biden mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menangani kelompok tersebut pada Juni 2021.

Peretas Rusia dituduh berada di balik pelanggaran besar-besaran tahun lalu terhadap beberapa kantor federal AS melalui eksploitasi perangkat lunak SolarWinds dan serangkaian serangan ransomware terhadap infrastruktur dan bisnis AS, termasuk serangan atas Colonial Pipeline pada Mei lalu.

Pada Rabu (20/10), Austin dijadwalkan mengunjungi Rumania menjelang partisipasinya pada pertemuan menteri pertahanan NATO di Brussels. [mg/jm]

XS
SM
MD
LG