Tautan-tautan Akses

Tingkat Kematian COVID di Jakarta Tiga Kali Lebih Tinggi Bagi yang Belum Divaksinasi


Perawat bersiap membantu pasien COVID-19 di tenda darurat sebuah rumah sakit di Jakarta, 24 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)
Perawat bersiap membantu pasien COVID-19 di tenda darurat sebuah rumah sakit di Jakarta, 24 Juni 2021. (Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan tingkat kematian COVID-19 warga Ibu Kota Jakarta yang belum divaksinasi tiga kali lebih tinggi daripada mereka yang telah divaksinasi.

Reuters, mengutip data sejumlah rumah sakit pemerintah, melaporkan tingkat kematian mereka yang belum divaksinasi mencapai 15,5%, sedangkan mereka yang telah menerima dua dosis vaksin Sinovac atau AstraZeneca hanya 4,1%. Angka tersebut melibatkan hampir 68.000 pasien di Jakarta dari Mei hingga Juli.

Data dunia mengenai kematian COVID yang divaksinasi versus tidak divaksinasi tidak tersedia. Namun Dr Ines Atmosukarto, seorang pakar biologi molekuler yang bekerja pada pengembangan vaksin, mengatakan data tersebut merupakan bukti lebih lanjut tentang pentingnya vaksinasi.

"Ini mendukung proposisi bahwa dua dosis vaksin mengurangi kemungkinan kematian bagi mereka yang terinfeksi dan membutuhkan rawat inap," katanya, seraya menambahkan bahwa data tersebut kurang detail memaparkan informasi terkait usia, komorbiditas, dan periode pengamatan pasien.

Siti Nadia Tarmizi, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, mengatakan data itu dapat membantu memerangi keraguan masyarakat akan vaksin.

Indonesia menjadi episentrum virus corona di Asia, dengan mencatat lebih dari 3,5 juta kasus sejak awal pandemi. Namun, kasus virus corona di Jakarta dan beberapa daerah di Jawa mulai turun.

Dokter Cheras Sjarfi berbincang dengan seorang pasien di ruang isolasi di tengah lonjakan kasus baru COVID-19, di sebuah rumah sakit di Jakarta, 1 Juli 2021. (Foto: Yuddy Cahya/Reuters)
Dokter Cheras Sjarfi berbincang dengan seorang pasien di ruang isolasi di tengah lonjakan kasus baru COVID-19, di sebuah rumah sakit di Jakarta, 1 Juli 2021. (Foto: Yuddy Cahya/Reuters)

Irma Hidayana, pakar kesehatan masyarakat dan salah satu pendiri inisiatif data independen LaporCOVID-19 mengatakan bahwa masalah distribusi vaksin, termasuk infrastruktur dan data, serta keraguan vaksin, telah menghambat program vaksin pemerintah.

“Kementerian Kesehatan perlu memiliki distribusi vaksin yang terencana dengan baik yang memastikan semua orang yang rentan menjadi prioritas utama,” katanya, “Pemerintah harus memastikan bahwa vaksin terdistribusi secara merata.” [ah]

Recommended

XS
SM
MD
LG