Tautan-tautan Akses

Pagoda di Kamboja Gunakan Beduk dan Gong untuk Peringatkan Soal COVID-19


Seorang biksu memainkan beduk etelah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memerintahkan agar semua pagoda membunyikan lonceng dan genderang lima kali sehari sebagai pesan untuk melawan COVID-19, di Phnom Penh, Kamboja 24 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Cindy Liu)
Seorang biksu memainkan beduk etelah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memerintahkan agar semua pagoda membunyikan lonceng dan genderang lima kali sehari sebagai pesan untuk melawan COVID-19, di Phnom Penh, Kamboja 24 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Cindy Liu)

Pagoda-pagoda di Kamboja menggunakan beduk tradisional dan gong untuk mengirim peringatan mengenai COVID-19.

Pagoda-pagoda di Kamboja mulai menabuh beduk dan memukul gong mereka lima kali sehari pada hari Rabu (24/3), sebagai peringatan kepada warga mengenai meningkatnya jumlah kasus virus corona di negara itu.

“Perintah dari perdana menteri ini bahkan lebih baik bagi rakyat kami, agar mewaspadai penyebaran virus COVID-19 yang pesat di Kerajaan Kamboja. Jadi penabuhan beduk ini adalah apa yang dapat dilakukan pagoda kami untuk membantu memerangi infeksi virus itu, selain dari melantunkan doa, mengenakan masker dan membersihkan tangan dengan alkohol," kata Mae Kong, wakil kepala biksu di Pagoda Botum, Phnom Penh.

Seorang biksu memukul beduk setelah PM Kamboja Hun Sen memerintahkan agar semua pagoda membunyikan lonceng dan beduk lima kali sehari sebagai pesan untuk melawan COVID-19, di Phnom Penh, Kamboja, 24 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Cindy Liu)
Seorang biksu memukul beduk setelah PM Kamboja Hun Sen memerintahkan agar semua pagoda membunyikan lonceng dan beduk lima kali sehari sebagai pesan untuk melawan COVID-19, di Phnom Penh, Kamboja, 24 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Cindy Liu)

PM Hun Sen sebelumnya telah memerintahkan semua pagoda untuk menggunakan metode tradisional ini untuk memeringatkan warga, sebagai pesan untuk berperang melawan COVID-19.

“Banyak orang merasa bahwa perintah ini agak janggal karena ini cara menyampaikan pesan yang sangat berbeda daripada di negara-negara lain. Tetapi saya pikir ini merupakan ide bagus, dan ini adalah salah satu budaya kami, di mana kami memukul gong atau menabuh beduk untuk memperingatkan sewaktu kami menghadapi penyebaran virus ini," kata Van Chantha, seorang penjaja kopi di Phnom Penh.

Supir tuk tuk Lun Hom menjaga betul sanitasi dirinya. Sambil beristirahat di tuk tuknya, ia tampak menyemprotkan alkohol untuk membersihkan tangannya.

“Kami selalu menggunakan beduk atau gong sebagai peringatan pada waktu kami menghadapi krisis darurat. Dan sekarang ini adalah waktu yang tepat karena semua pagoda memiliki beduk atau gong untuk digunakan sebagai tanda peringatan untuk memerangi virus ini," tutur supir berusia 45 tahun itu.

Seorang biksu memukul beduk setelah PM Kamboja Hun Sen memerintahkan agar semua pagoda membunyikan lonceng dan beduk lima kali sehari sebagai pesan untuk melawan COVID-19, di Phnom Penh, Kamboja, 24 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Cindy Liu)
Seorang biksu memukul beduk setelah PM Kamboja Hun Sen memerintahkan agar semua pagoda membunyikan lonceng dan beduk lima kali sehari sebagai pesan untuk melawan COVID-19, di Phnom Penh, Kamboja, 24 Maret 2021. (Foto: REUTERS/Cindy Liu)

Negara di kawasan Asia Tenggara berpenduduk sekitar 16 juta orang ini termasuk yang melaporkan jumlah kasus virus corona terendah di dunia. Tetapi menjelang pertengahan bulan lalu, tepatnya pada 13 Maret, Kamboja melaporkan kematian pertama akibat COVID-19 dan sejak itu jumlah korban tewas akibat penyakit tersebut meningkat menjadi lima. Pada periode yang bersamaan, jumlah kasus infeksi juga meningkat dari sekitar 1.100 menjadi 1.817 pada pertengahan pekan lalu.

Kamboja telah memulai program vaksinasinya bulan lalu. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG