Tautan-tautan Akses

Tidak Jalankan 'Physical Distancing', Kasus Corona Melonjak Hingga 1.046


Suasana simulasi penanganan pasien terjangkit virus Corona n-CoV 2019 di RS Dr. Moewardi Solo, Jumat, 31 Januari 2020. (Foto: VOA/Yudha)
Suasana simulasi penanganan pasien terjangkit virus Corona n-CoV 2019 di RS Dr. Moewardi Solo, Jumat, 31 Januari 2020. (Foto: VOA/Yudha)

Kasus positif virus Corona di Indonesia menembus angka 1.046. Pemerintah mengatakan masih banyak anggota masyarakat yang menganggap sepele virus ini.

Juru Bicara Penanganan virus corona Dr Achmad Yurianto melaporkan ada penambahan 153 kasus baru Jumat (27/3) di Tanah Air. Penambahan kasus signifikan ini menjadikan jumlah total kasus virus COVID-19 hingga Jumat (27/3) menjadi 1.046. Sebanyak 11 pasien pun dinyatakan sembuh dan boleh pulang, sehingga total keseluruhan yang pulih adalah 46 orang. Sayangnya, masih ada sembilan orang yang meninggal dunia. Hingga Jumat (27/3), angka kematian akibat virus ini menjadi 87 orang.

DKI Jakarta pun masih menjadi penyumbang kasus terbanyak, di mana ada penambahan 83 kasus baru, sehingga total kasus virus corona mencapai 598.

Penambahan kasus positif yang terus menerus setiap harinya, kata Yuri, menandakan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak menjalankan anjuran pemerintah untuk menjaga jarak aman atau physical distancing, tidak mencuci tangan dan tetap berpergian ke luar rumah.

Ia menyayangkan hal tersebut. karena menurutnya,cara-cara demikian mudah dilakukan sehingga bisa memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.

“Dari hari ke hari kita melihat penambahan kasus yang cukup signifikan, ini menandakan bahwa proses penularan masih berlangsung terus menerus di tengah masyarakat kita. Ini kita maknai bahwa masih ada kasus positif COVID-19 yang masih berada di tengah-tengah kita sekalian. Berarti ada kontak dekat yang terjadi dengan kasus ini, sehingga terjadi penularan dan kemudian memunculkan angka yang kemudian menjadi sakit. Inilah yang kemudian menjadi faktor utama dalam kaitan penambahan kasus dari hari ke hari. Mencermati hal ini, maka sekali lagi, mari bersama-sama kita putuskan rantai penularan ini,” jelasnya dalam telekonferensi di Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (27/3).

Dengan adanya penambahan kasus ini, Yuri berpesan kepada masyarakat untuk tidak panik namun tetap waspada. Masyarakat, katanya,tidak harus panik dengan membeli banyak hand sanitizer, karena pada dasarnya virus tersebut bisa dengan mudah dibasmi dengan hanya mencuci tangan dengan sabun. Ia juga mengingatkan agar masyarakat meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto (depan) dan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. (Foto: VOA/Sasmito)
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto (depan) dan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo saat menggelar konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. (Foto: VOA/Sasmito)

Yuri juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk menunda rencana pulang kampung. Menurutnya, kurang bijaksana melakukan perjalanan jauh dalam situasi yang darurat. Ini harus dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19 tersebut.

“Terkait dengan konteks menjaga jarak, kemudian rajin cuci tangan, kemudian pemeriksaan rapid test yang belum tentu bahwa itu dimaknai tidak sakit, maka sebaiknya berhati-hatilah. Tidak perlu meninggalkan rumah, tidak perlu berpergian yang jauh, tidak perlu berpergian bersama keluarga menuju ke tempat lain yang jauh, resiko akan sangat besar terkait dengan hal itu. Apalagi kemudian harus pergi ke kampung, dengan keluarga yang cukup banyak di dalam mobil atau alat angkut yang berdesak-desakan. Ini memberikan resiko yang berlipat ganda. Oleh karena itu bijak dalam kaitan dalam merencanakan apabila nantinya akan mudik. Kami menyarankan hati-hati, sebisa mungkin ditunda sampai dengan kondisi ini menjadi lebih baik,” jelas Yuri. [gi/ab]

XS
SM
MD
LG