Tautan-tautan Akses

Tentara Irak Tembaki Pedemo di Nasiriya, Puluhan Tewas


Demo anti-pemerintah di Nasiriya, Irak, 28 November 2019. (Foto: Reuters)
Demo anti-pemerintah di Nasiriya, Irak, 28 November 2019. (Foto: Reuters)

Pasukan keamanan Irak menggunakan peluru tajam untuk membubarkan para demonstran yang sebagian besar tidak bersenjata pada Kamis (28/11). Insiden itu mengakibakan setidaknya 40 pedemo dari berbagai tempat di negara itu tewas.

Kemarin menjadi salah satu hari paling berdarah sejak dimulainya protes anti-pemerintah bulan lalu.

Petugas keamanan dan pejabat rumah sakit mengatakan sedikitnya 25 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya luka-luka ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah demonstran yang memblokir jalan-jalan penting dan jembatan di kota Nasiriya di bagian selatan.

Pemerintah di Baghdad mengirim tentara untuk memulihkan keamanan di Irak selatan, di mana demo-demo menjadi makin rusuh. Demonstran merebut gedung-gedung dan jembatan, dan bentrok dengan pasukan keamanan yang menggunakan tembakan gas air mata dan peluru tajam hampir tiap hari.

Kelompok Amnesty International mengutuk kekerasan di Nasiriya itu dan menyebutnya sebagai “pertumpahan darah.”

“Apa yang terjadi di Nasiriya pagi ini lebih mirip dengan apa yang terjadi di medan perang. Aksi brutal ini adalah rangkaian paling baru dari peristiwa mematikan di mana pasukan keamanan Irak menggunakan kekerasan yang memuakkan melawan demonstran yang sebagian besar bertindak damai,” kata Lynn Maalouf, pejabat riset Amnesty International untuk Timur Tengah.

Kantor berita Al Jazira melaporkan Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi telah memecat letnan jenderal Jamil al-Shammari. Shammari dipecat kurang dari satu hari setelah dia ditugaskan untuk memulihkan keamanan di Nasiriya, Ibu Kota Provinsi Dhi Qar.

Media setempat melaporkan pada Kamis (28/11) bahwa Gubernur Dhi Qar juga telah mengundurkan diri.

Di Baghdad, pasukan keamanan menembak mati empat orang dan melukai sedikitnya 22 lainnya, ketika demonstran berusaha melintasi jembatan Ahrar. Jembatan itu menuju ke Kawasan Hijau, yang menjadi lokasi kantor-kantor pemerintah Irak, yang dijaga ketat.

Bentrokan itu terjadi satu hari setelah pengunjuk rasa membakar konsulat Iran di kota suci Najaf. Staf konsulat selamat, karena mereka telah diungsikan sebelum serangan terjadi, kata laporan kantor berita Republik Islam milik pemerintah.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Irak Abbas Mousavi menyerukan diambilnya tindakan yang “kuat, efektif dan bertanggung jawab” untuk menanggapi serangan itu.

Ini adalah kedua kalinya pengunjuk rasa menyerang kantor perwakilan diplomatik Iran. Awal bulan ini, para demonstran melempari konsulat Iran di Karbala dengan bom bensin, tapi tidak terjadi kebakaran yang berarti. Para demonstran menuntut diakhirinya korupsi dan apa yang mereka anggap sebagai pengaruh Iran yang semakin kuat dalam masalah dalam negeri Irak.

Lebih dari 350 orang tewas dan ribuan luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi sejak Oktober. [ii/ft]

XS
SM
MD
LG