Tautan-tautan Akses

Komite DPR AS Rilis Pengaduan Whistleblower Trump


Beberapa pelari melintas di depan Gedug Capitol, di Washington, AS, 30 Januari 2018.
Beberapa pelari melintas di depan Gedug Capitol, di Washington, AS, 30 Januari 2018.

Komite urusan intelijen DPR Amerika Serikat (AS), Kamis (27/9), merilis isi pengaduan seorang pelapor pelanggaran atau whistleblower. Laporan whistleblower itu memicu dimulainya penyelidikan pekan ini untuk memakzulkan Presiden Donald Trump.

Dokumen sepanjang sembilan halaman itu dikirim kepada Ketua Komite Intelijen Kongres pada 12 Agustusnya. Isinya tentang percakapan telepon Presiden Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dua minggu sebelumnya. Dalam percakapan telepon itu, Trump “menekan” Zelensky untuk menyelidiki calon presiden (capres) Joe Biden dan putranya, Hunter Biden.

Isi dokumen itu menjelaskan bagaimana para pejabat Gedung Putih, yang khawatir akan dampak percakapan telpon itu, berusaha menyembunyikan rincian percakapan telpon itu.

Presiden Trump agaknya berusaha menggagalkan usaha Joe Biden, calon terkuat partai Demokrat, untuk maju ke pemilihan presiden 2020 sebagai saingan terkuatnya.

Pembocor rahasia itu mengutip sejumlah pejabat Gedung Putih. Para pejabat itu mengatakan Presiden Trump menggunakan sebagian besar percakapan teleponnya dengan Zelensky untuk menekan pemimpin Ukraina itu. Tujuannya untuk menyelidiki kegiatan Joe Biden yang ketika itu wakil presiden AS dan putranya, Hunter. Hunter pernah duduk dalam dewan direksi perusahaan energi Ukraina.

Hal lain yang belum terungkap sebelumnya adalah Trump juga minta bantuan Zelensky untuk menyelidiki laporan campur tangan Ukraina dalam pilpres AS 2016 untuk membantu capres partai Demokrat Hillary Clinton.

Trump juga minta pada Zelensky supaya bertemu dengan wakil-wakil pribadinya tentang hal ini, yaitu Jaksa Agung William Barr dan pengacara Rudy Giuliani.

Percakapan telpon itu mestinya adalah percakapan rutin antara Trump dengan kepala negara asing, tapi ikut didengar oleh 10 orang lebih pejabat Gedung Putih. Para pejabat kemudian berusaha menyembunyikan catatan percakapan itu.

Kata pelapor pelanggaran itu lagi, tindakan tadi “meyakinkan saya bahwa para pejabat Gedung Putih sadar akan kemungkinan gawatnya dampak percakapan itu.” [ii/em]

XS
SM
MD
LG