Selama 30 tahun, Ocean Conservancy telah melakukan kampanye pembersihan laut di pantai-pantai dunia. Mereka telah mengumpulkan sekitar 136 juta kilogram sampah, banyak yang terbuat dari plastik. Untungnya, perlahan namun pasti beberapa pengusaha berusaha mengurangi jumlah plastik di lautan dan tempat pembuangan sampah.
Plastik lautan, menurut PBB membunuh sekitar 100 ribu mamalia laut setiap tahun, dan sedotan menjadi bagian dari masalah itu.
Sedotan digunakan untuk minuman mulai dari air, soda sampai smoothie, minuman kental berbahan baku buah-buahan atau sayuran, sirup/gula/susu dan es batu.
Tapi usaha rintisan asal Taiwan mencoba mengubah hal itu.
((HUANG CHIEN-CHUNG, 100% PLANTS)) ((IN MANDARIN))
“Kami mulai mendesain sedotan terbuat dari serat tumbuhan karena kami memperhatikan masalah sampah plastik, khususnya polusi laut. Sedotan ini mengandung sejumlah besar serat tumbuhan, jadi ketika serat alami itu mencapai lautan, banyak spesies laut dapat memakan dan mencerna serat-serat itu.”
Para pengembang mengatakan sedotan mereka dapat menahan suhu mulai dari minus 20 hingga 55 derajat Celcius.
Tetapi mereka juga mengakui pembuatan sedotan dari serat tumbuhan tidak mudah.
((HUANG CHIEN-CHUNG, 100% PLANTS)) ((IN MANDARIN))
"Rantai molekul tidak seragam seperti plastik jadi lebih rentan untuk pecah dalam proses produksi., membuat seluruh lini produksi harus dihentikan. Jadi kita harus mengatasi kondisi di mana stabilitasnya tidak sekuat plastik biasa."
Perusahaan itu meningkatkan produksi sedotan dari serat alami itu meskipun harganya 5 kali lebih mahal dari sedotan plastik.
Bisnis harus membayar biaya yang lebih tinggi, setidaknya di Taiwan, karena Taipei akan melarang sedotan plastik pada tahun 2019. Begitu juga negara bagian California di AS. Starbucks di AS juga mulai mengurangi sedotan plastik.
Plastik lautan, menurut PBB membunuh sekitar 100 ribu mamalia laut setiap tahun, dan sedotan menjadi bagian dari masalah itu.
Sedotan digunakan untuk minuman mulai dari air, soda sampai smoothie, minuman kental berbahan baku buah-buahan atau sayuran, sirup/gula/susu dan es batu.
Tapi usaha rintisan asal Taiwan mencoba mengubah hal itu.
((HUANG CHIEN-CHUNG, 100% PLANTS)) ((IN MANDARIN))
“Kami mulai mendesain sedotan terbuat dari serat tumbuhan karena kami memperhatikan masalah sampah plastik, khususnya polusi laut. Sedotan ini mengandung sejumlah besar serat tumbuhan, jadi ketika serat alami itu mencapai lautan, banyak spesies laut dapat memakan dan mencerna serat-serat itu.”
Para pengembang mengatakan sedotan mereka dapat menahan suhu mulai dari minus 20 hingga 55 derajat Celcius.
Tetapi mereka juga mengakui pembuatan sedotan dari serat tumbuhan tidak mudah.
((HUANG CHIEN-CHUNG, 100% PLANTS)) ((IN MANDARIN))
"Rantai molekul tidak seragam seperti plastik jadi lebih rentan untuk pecah dalam proses produksi., membuat seluruh lini produksi harus dihentikan. Jadi kita harus mengatasi kondisi di mana stabilitasnya tidak sekuat plastik biasa."
Perusahaan itu meningkatkan produksi sedotan dari serat alami itu meskipun harganya 5 kali lebih mahal dari sedotan plastik.
Bisnis harus membayar biaya yang lebih tinggi, setidaknya di Taiwan, karena Taipei akan melarang sedotan plastik pada tahun 2019. Begitu juga negara bagian California di AS. Starbucks di AS juga mulai mengurangi sedotan plastik.
