Tautan-tautan Akses

Buntut Penyelidikan Korupsi, Turki Pecat Ratusan Polisi


Pemerintah Turki melakukan pembersihan terbaru di kalangan polisi dengan memecat ratusan anggota polisi Senin (6/1) tengah malam (foto: dok).
Pemerintah Turki melakukan pembersihan terbaru di kalangan polisi dengan memecat ratusan anggota polisi Senin (6/1) tengah malam (foto: dok).

Pemecatan ratusan polisi oleh pemerintah Turki adalah pembersihan terbaru di kalangan polisi dan jaksa, sejak dimulainya penyelidikan dugaan korupsi tingkat tinggi terhadap para pejabat pemerintah.

Di Turki, ratusan polisi dipecat. Pemecatan ini adalah pembersihan terbaru di kalangan polisi dan jaksa sejak dimulainya penyelidikan dugaan korupsi tingkat tinggi di pemerintah.

Di Ankara, ibukota Turki, 350 polisi dipecat atau dipindahtugaskan menyusul dekrit pemerintah yang dikeluarkan Senin (6/1) tengah malam waktu setempat. Ratusan polisi dari kota-kota di pinggiran Ankara ditugaskan untuk menggantikan mereka yang dipecat.

Langkah ini menyusul dimulainya penyelidikan korupsi di pemerintah yang mencakup dugaan kecurangan tender bangunan dan pencucian uang dari negara tetangga, Iran. Tiga menteri mengundurkan diri setelah putra-putra mereka ditahan.

Tetapi Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan menyebut penyelidikan itu sebagai rencana kotor dan bagian dan konspirasi internasional untuk menjatuhkan pemerintahannya. Analis politik Cengiz Aktar dari Istanbul Policy Forum memperingatkan semakin dalamnya krisis akan mengancam stabilitas Turki.

“Karena sistem peradilan sebagai sebuah lembaga penting dalam negara demokratis saat ini berantakan dan ada kekacauan yang sangat serius,” ujarnya.

Ratusan polisi dan jaksa sudah dipecat, termasuk Kapolda Istanbul sebelum gelombang pemecatan terbaru yang juga mencakup para polisi senior yang diperkirakan ikut dalam penyelidikan korupsi itu.

Sejumlah pejabat pemerintah menuduh para pengikut sebuah kelompok Islamis pimpinan Fetullah Gulen berada dibalik penyelidikan korupsi ini. Gullen, bekas pendukung pemerintahan Islamis Turki yang saat ini hidup di pengasingan, membantah tuduhan tersebut.

Asli Aydintasbas, kolumnis politik untuk suratkabar Milliyet di Turki, mengatakan sulit untuk menilai keabsahan klaim pemerintah tentang konspirasi itu.

“Tidak ada keraguan ini adalah bagian dari usaha perebutan kekuasaan antara pengikut Gulen dan pemerintah. Pengikut Gulen berpengaruh di kalangan yudisial dan kepolisian. Tetapi siapakah pengikut Gulen ini: apakah mereka menuruti perintah dari Pennsylvania, di mana Gulen tinggal, atau apakah ini hanyalah aksi emosional?,” kata Aydintasbas mempertanyakan.

Pembersihan lebih banyak di antara para pengikut Gulen bisa terjadi dalam waktu dekat. Wakil senior partai AK yang berkuasa menulis di Twitter bahwa pemerintah Turki punya daftar berisi 2.000 pengikut Gulen, tidak hanya di kalangan yudisial dan kepolisian tetapi juga wartawan, pengusaha dan akademisi. Pemerintah membantah ada daftar semacam itu.

Pemecatan besar-besaran polisi dan jaksa itu tampaknya, untuk saat ini, menangguhkan proses penyelidikan korupsi. Tetapi Aydintasbas mengatakan pemerintah Turki masih terjerat dalam berbagai dugaan korupsi dan berusaha menutup-nutupinya. Ia mengatakan PM Erdogan akan menggunakan pemilu mendatang untuk memulihkan nama baiknya.

Recommended

XS
SM
MD
LG