Tautan-tautan Akses

Trump Siapkan Langkah Berikut: Dinding Pembatas dengan Meksiko, Moratorium Penerimaan Pengungsi


ARSIP – Para pekerja meninggikan dinding di sepanjang perbatasan Meksiko-AS antara kota Anapra, Meksiko dan Sunland Park, New Mexico (10/11/2016). (foto: AP Photo/Christian Torres, Arsip)
ARSIP – Para pekerja meninggikan dinding di sepanjang perbatasan Meksiko-AS antara kota Anapra, Meksiko dan Sunland Park, New Mexico (10/11/2016). (foto: AP Photo/Christian Torres, Arsip)

Presiden AS, Donald Trump, benar-benar melaksanakan janji kampanyenya dengan mendirikan dinding pemisah di perbatasan dengan Meksiko dan menerapkan larangan sementara bagi para pengungsi untuk memasuki AS.

Presiden AS, Donald Trump, siapkan langkah maju dengan perintah untuk dirikan dinding pemisah di sepanjang perbatasan dengan Meksiko dan menerapkan larangan sementara pada siapa yang diizinkan untuk masuk ke AS, menurut beberapa pejabat pemerintah dan pakar imigrasi.

Trump diperkirakan akan menandatangani perintah pertamanya terkait kebijakan imigrasi hari Rabu selama kunjungannya ke Departemen Keamanan Dalam Negeri.

Langkahnya sesuai dengan janji-janji kampanye yang sering ia suarakan untuk memperketat keamanan nasional.

Lewat akun Twitter pribadinya hari Selasa malam, Trump mentweet: “Hari besar terkait KEAMANAN NASIONAL akan terjadi esok hari. Di antara hal-hal lainnya, kita akan membangun dinding pemisah!”

Dinding pemisah di sepanjang perbatasan.

Trump menginginkan didirikannya dinding di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Saat ini ada pembatas di sebagian garis perbatasan itu. Ia acapkali menjanjikan Meksiko akan menanggung biaya pendirian dinding pemisah, termasuk mengatakan Kongres awalnya akan memberi otorisasi bagi pemerintah AS untuk menanggung biaya dan meminta penggantian kepada pemerintah Meksiko kemudian.

Meksiko berulang kali telah menyatakan negara itu tidak akan bersedia untuk menanggung biaya pembangunan dinding pemisah. Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dijadwalkan untuk berkunjung ke Gedung Putih pekan depan.

Terkait pengungsi

Mereka yang akrab dengan peraturan imigrasi mengatakan Trump sedang mempertimbangkan moratorium selama empat bulan untuk pembatasan arus masuk pengungsi, di samping izin masuk ke AS setidaknya 30 hari oleh siapapun yang berasal dari Irak, Iran, Libya, Suriah, Somalia, Sudan, dan Yaman. Larangan ini dipercaya akan mengecualikan orang-orang yang merupakan pemeluk agama minoritas di negaranya dan menghadapi penganiayaan

Trump acapkali menggunakan kampanyenya untuk mengkritik kebijakan AS untuk mengizinkan para pengungsi memasuki negara itu, dengan mengatakan, “Kita tidak tahu siapa orang-orang ini.” Awalnya ia juga mengusulkan larangan bagi orang-orang asal negara-negara mayoritas Muslim untuk memasuki AS, yang menimbulkan kritikan tajam, dan kemudian ia mengubah pendiriannya dengan negara-negara yang memiliki keterkaitan dengan tindak terorisme

Gedung Putih di bawah mantan Presiden Barack Obama mengatakan prioritasnya adalah untuk melindungi warga AS, seraya membantu mereka-mereka yang tersingkir dari negerinya akibat perang, terorisme, dan ketidakstabilan politik.

Pemerintah Obama mengatakan para pengungsi adalah “pelawat yang telah diperiksa secara seksama” dalam memasuki AS dan diwajibkan untuk menjalani pemeriksaan keamanan, pengujian data biografi dan biometrik, diperiksa oleh penegak hukum dan badan intelijen, dan wawancara ekstensif sebelum mereka diizinkan untuk memasuki AS. Untuk banyak pengungsi, proses tersebut dapat memakan waktu hingga dua tahun.

Pada tahun 2016, AS menerima sekitar 85.000 pengungsi, termasuk 12.500 warga Suriah. Obama menentukan untuk tahun fiskal 2017, yang dimulai pada bulan Oktober, targetnya adalah menerima sebanyak 110.000 pengungsi. [ww]

XS
SM
MD
LG