Tautan-tautan Akses

Trump Belum Nominasikan Sebagian Besar Pos Duta Besar AS


Menlu AS Rex Tillerson dan Presiden Donald Trump dalam pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, Florida, 7 April lalu (foto: dok).
Menlu AS Rex Tillerson dan Presiden Donald Trump dalam pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Mar-a-Lago, Florida, 7 April lalu (foto: dok).

Tiga bulan menduduki jabatan, Presiden Donald Trump belum menominasikan calon untuk menduduki sejumlah jabatan senior Kementerian Luar Negeri di Washington dan duta besar di berbagai negara di dunia. Duta besar biasanya adalah tunjukan politik dan diganti setiap pergantian pemerintahan.

Dengan ketegangan meningkat di Korea Utara dan tempat-tempat lain di dunia, baru dua duta besar baru yang telah dikukuhkan dan Presiden Donald Trump baru mengajukan lima calon lain.

Yang belum ada calonnya, antara lain, adalah duta besar untuk Korea Selatan dan Asisten menteri urusan Asia Timur dan Pasifik.

Thomas Wright dari Brookings Institution mengatakan kekosongan terlalu lama seperti ini tidak pernah terjadi, dan meresahkan.

“Misalnya, dalam pertemuan puncak dengan Presiden China Xi Jinping, sedikit sekali pakar Asia yang telah ditunjuk menduduki posisi-posisi senior. Orang-orang itu penting untuk memandu pertemuan puncak. Jadi menurut saya, dampak negatifnya terus berlanjut.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mark Toner pekan ini berusaha menanggapi kerisauan itu.

“Saya dapat pastikan kepada semua orang di ruang ini, di Amerika, dan di seluruh dunia bahwa jabatan-jabatan ini tidak kosong. Ada pejabat-pejabat senior yang bertindak sebagai penjabat, mereka ini adalah diplomat-diplomat kawakan yang sudah lama bekerja di Dinas Luar Negeri,” ujar Toner.

Ditanya mengapa pemerintah menemui kesulitan lebih besar dibanding pemerintahan-pemerintahan sebelumnya dalam mengajukan calon duta besar, mantan duta besar Ron Neumann mengatakan, “Ada kelompok kecil di Gedung Putih yang mengendalikan berbagai hal dan dalam kelompok itu ada ketegangan. Selain itu, kelompok tadi memang sangat kecil. Jadi sangat mungkin bahwa sebagian besar keterlambatan ini terjadi karena orang-orang yang harus membuat keputusan sangat kewalahan.”

Thomas Wright yakin ada juga beberapa faktor politik yang terlibat.

“Beberapa orang di sekitar Trump ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang menentang Trump selama kampanye. Jadi mereka tidak mau mencalonkan tokoh-tokoh Partai Republik yang dulu mengecam atau menentang Trump selama pemilihan. Selain itu dapat dikatakan tidak ada orang yang memenuhi syarat untuk menduduki jabatan tinggi yang harus melewati proses konfirmasi Senat atau sangat sedikit orang yang mendukung Trump. Itulah yang menyebabkan kemacetan ini,” ulasnya.

Dengan tantangan-tantangan kebijakan luar negeri di Suriah, Rusia dan tempat-tempat lain di seluruh dunia, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson besar kemungkinan akan menyambut baik bantuan apapun yang dapat diperolehnya untuk mengisi jabatan-jabatan kepemimpinan itu. [ds]

XS
SM
MD
LG