Tautan-tautan Akses

Seandainya AS Serang Korea Utara


Pasukan Korea Utara melakukan parade di lapangan Kim Il Sung pada peringatan HUT ke-105 Bapak Pendiri Korut di Pyongyang, 15 April lalu (foto: dok).
Pasukan Korea Utara melakukan parade di lapangan Kim Il Sung pada peringatan HUT ke-105 Bapak Pendiri Korut di Pyongyang, 15 April lalu (foto: dok).

Walaupun Menteri Luar Negeri China, Wang Yi bulan lalu menggambarkan Amerika dan Korea Utara laksana dua kereta-api yang meluncur semakin cepat dan siap untuk bertabrakan, hari Rabu (26/4) tidak ada petunjuk bahwa Amerika hendak menyerang Korea Utara.

Namun, Presiden Trump menegaskan ia tidak lagi menuruti kebijakan pendahulunya melakukan ‘kesabaran strategis” terhadap Korea Utara. Ini menunjukkan pemerintahan Trump siap mempertimbangkan kemungkinan tindakan militer untuk mencegah Korea Utara mengembangkan peluru kendali antar benua dengan hulu ledak nuklir yang dapat mencapai Amerika daratan.

Di tengah konfrontasi antara Amerika dengan Korea Utara ini, tidak jelas apakah China akan menanggapinya dengan kekuatan jika Amerika melancarkan tindakan militer terhadap rezim Korea Utara yang tertutup itu.

Ralp Cossa, Presiden Pacific Forum CSIS di Honolulu mengatakan bahwa ia ragu China akan mengambil tindakan.

“China tidak akan mau berperang membela sahabat yang tidak tahu berterima kasih,” katanya.

Ini mengingat bahwa Korea Utara “telah menghina dan merongrong kepentingan nasional China dalam beberapa tahun belakangan,” imbuhnya.

Tetapi beberapa pengamat mengatakan, asalkan serangan Amerika terhadap Korea Utara sesuai dengan kepentingan China, Beijing dapat menerima tindakan Amerika itu.

Sementara di Washington DC, para anggota kedua majelis Kongres Amerika hari Rabu (26/4) mendapat briefing luar biasa rahasia dari pemerintah. Pada kesempatan itu mereka boleh bertanya pada tim Keamanan Nasional tentang "pilihan yang terbuka untuk menyingkirkan ancaman dari Korea Utara."

Seorang pejabat senior menggambarkan ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Kim Jong-un yang brutal dan tidak dapat diramalkan sebagai “sangat gawat”.

Semua 100 senator hadir di auditorium Gedung Eksekutif yang berdampingan dengan Gedung Putih mendengarkan briefing yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Jim Mattis, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, direktur badan intelijen nasional Dan Coats dan ketua Gabungan Kepala Staf Jenderal Joseph Dunford. [my/al]

XS
SM
MD
LG