Tautan-tautan Akses

Tokoh Perempuan Bahas Peran Perempuan sebagai "Agent of Change"


Beberapa pemimpin perempuan membahas peran perempuan sebagai agen perubahan di kediaman Dubes RI untuk Amerika di Washington DC. (01/06)
Beberapa pemimpin perempuan membahas peran perempuan sebagai agen perubahan di kediaman Dubes RI untuk Amerika di Washington DC. (01/06)

Perempuan adalah agen perubahan yang turut memberikan kontribusi positif dalam berbagai isu di dunia, seperti politik, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain.

Empat perempuan luar biasa di Amerika, termasuk Direktur Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, berbagi cerita tentang peran perempuan sebagai agen perubahan pada abad ke-21 dalam diskusi berjudul ‘Women as Agents of Change’.

Salah seorang perempuan yang berhasil menjadi agen perubahan pada level global adalah Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton. Demikian disampaikan Kepala Protokol Gedung Putih Capricia Marshall, salah seorang pembicara dalam diskusi tersebut. Marshall yang selalu mendampingi Menlu Clinton mengatakan Clinton selalu memusatkan perhatian pada pemberdayaan perempuan, dalam setiap kunjungan diplomatiknya. Ia mengatakan, “Saya tidak pernah mengenal perempuan seperti Clinton, yang sangat fokus pada tindakan nyata. Setiap akhir acara, ia pulang dengan daftar hal-hal yang harus dilakukan kemudian.”

Turut hadir dalam perhelatan tersebut adalah Direktur Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati, yang menekankan pentingnya persamaan gender. Pada abad ke-21 ini, semakin banyak perempuan yang mengisi posisi penting, seperti anggota DPR, duta besar, sampai presiden. Perempuan, kata Sri Mulyani, tidak kalah dari segi kualitas. “Ketika perempuan menempati posisi itu, mereka bisa melakukan banyak hal. Mereka bisa membentuk kebijakan. Mereka bahkan bisa merancangnya dengan melawan arus dan memastikan agar kebijakan dan keputusan pada umumnya akan menciptakan lebih banyak kesempatan bagi perempuan," ujar Mulyani.

Salah seorang perempuan lainnya yang berhasil menjadi agen perubahan pada tingkat global adalah Duta Besar Oman untuk Amerika, Hunaina Al-Mughairy. Ia merupakan perempuan pertama dari Oman dan dunia Arab yang ditunjuk sebagai dubes. Ia mengatakan persepsi bahwa perempuan Arab mengalami marjinalisasi, adalah sebuah miskonsepsi. Lebih lanjut ia mengatakan, “Di banyak negara Arab, ada banyak pekerjaan yang seimbang bagi laki-laki dan perempuan. Orang-orang dengan kualifikasi yang sama diperlakukan secara adil. Keseimbangan politik mengalami kemajuan di dunia Arab.”

Sementara itu, Susan Blumenthal, pakar kesehatan Amerika mengatakan penting untuk berinvestasi pada kesehatan perempuan.“Perempuan penting bagi kesuksesan, kesejahteraan dan kemajuan keluarga, masyarakat dan negara kita. Perempuan mencapai 50 persen dari populasi dunia, dan mereka membuat 80 persen keputusan tentang kesehatan. Kesehatan mereka adalah fondasi kemajuan dan kesejahteraan di seluruh dunia," ujar Blumenthal.

Diskusi bertajuk “Women as Agents of Change” tersebut diadakan oleh Asosiasi Perempuan Indonesia di kediaman duta besar Indonesia di Washington DC.

XS
SM
MD
LG