Tautan-tautan Akses

Sekjen PBB Serukan Peningkatan Pasukan di Sudan Selatan


Warga yang mengungsi karena konflik di Sudan Selatan tinggal di sebuah gudang dalam kompleks misi PBB di Jabel, di pinggir ibukota Juba (23/12).
Warga yang mengungsi karena konflik di Sudan Selatan tinggal di sebuah gudang dalam kompleks misi PBB di Jabel, di pinggir ibukota Juba (23/12).

Dewan Keamanan dijadwalkan Selasa sore (24/12) akan mengadakan pemungutan suara atas sebuah resolusi untuk mengirim pasukan dari misi-misi lain PBB di Afrika.

Sekjen PBB Ban Ki-moon telah meminta Dewan Keamanan untuk mengirim 5.500 tentara penjaga perdamaian tambahan ke Sudan Selatan sesegera mungkin untuk melindungi warga sipil dari kekerasan yang memburuk.

Dewan Keamanan dijadwalkan Selasa sore (24/12) akan mengadakan pemungutan suara atas sebuah resolusi untuk mengirim pasukan dari misi-misi lain PBB di Afrika.

Desakan PBB ini muncul sementara Amerika Serikat meningkatkan usaha diplomatiknya untuk meredakan kekerasan antar etnik yang meningkat di Sudan Selatan, dan juga menempatkan kembali pasukannya di kawasan itu untuk berjaga-jaga seandainya diperlukan.

Utusan khusus Amerika untuk Sudan Selatan Donald Booth, Senin, bertemu Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan melangsungkan pembicaraan yang menurutnya terbuka dan blak-blakan. Booth mengatakan kepada wartawan melalui telepon bahwa President Kiir bersedia memulai pembicaraan yang ditujukan untuk mengakhiri kekerasan dengan mantan wakil presiden Riek Machar.

Kiir, seorang etnis Dinka, sebelumnya mengatakan, sebuah usaha kudeta memicu kekerasan itu, dan bahwa Machar, seorang etnik Nuer, bertanggungjawab atas usaha kudeta itu.

Machar telah bersembunyi sejak Presiden Kiir menuduhnya memimpin percobaan kudeta pada 16 Desember. Bentrokan-bentrokan kekerasan sejak usaha kudeta itu telah menewaskan ratusan orang dan membuat 60 ribu lainnya terpaksa mengungsi.

Wartawan Hannah McNeish, yang berada di ibukota Juba, mengatakan kepada VOA bahwa pergolakan itu jelas karena alasan etnis, di mana anggota kelompok etnis Nuer dan Dinka saling menyerang.
XS
SM
MD
LG