Tautan-tautan Akses

Partai-Partai Politik Lebanon Tetap Tolak Penyelidikan Mahkamah Internasional


Partai-partai politik Lebanon menentang dukungan PM Saad Hariri bagi penyelidikan PBB atas pembunuhan ayahnya, mantan PM Rafiq Hariri.
Partai-partai politik Lebanon menentang dukungan PM Saad Hariri bagi penyelidikan PBB atas pembunuhan ayahnya, mantan PM Rafiq Hariri.

Partai-partai sedang bersiap memilih calon baru untuk memegang jabatan perdana menteri dan terjadi kemacetan politik mutlak di Lebanon.

Dua hari setelah pemerintah Lebanon ambruk, partai-partai politik tetap menolak mahkamah internasional yang menyelidiki kasus pembunuhan Perdana Menteri Rafiq Hariri.

Ketika 11 menteri Lebanon mengundurkan diri hari Rabu, pemerintahan PM Saad Hariri ambruk. Sekarang selagi partai-partai bersiap-siap untuk memilih calon baru untuk memegang jabatan sebagai perdana menteri, terjadi kemacetan politik mutlak di Lebanon.

Tujuannya: memilih perdana menteri yang dapat membentuk pemerintah baru Lebanon. Masalahnya: perbedaan pendapat mendalam mengenai Mahkamah Khusus Lebanon yang didukung PBB untuk menyelidiki pembunuhan PM Rafiq Hariri tahun 2005.

Di satu pihak ada Aliansi Maret 14 yang terdiri dari partai Saad Hariri dan sekutu-sekutunya, yang didukung negara-negara Barat, di mana mereka mendukung penyelidikan oleh Mahkamah Internasional.

Sekjen Aliansi 14 Maret Fares Souaid mengatakan, posisi koalisinya jelas: “Kami akan mendukung Saad Hariri sebagai Perdana Menteri, dan kami akan mengukuhkan dukungan untuk Mahkamah Internasional.”

Di pihak lain ada Aliansi 8 Maret, koalisi oposisi yang antara lain mencakup Hezbollah, yang memiliki kekuatan militer paling kuat di Lebanon dan didukung Iran dan Suriah. 10 dari sebelas menteri yang mengundurkan diri hari Rabu adalah dari Hezbollah.

11 anggota kabinet Hariri mengundurkan diri menentang penyelidikan oleh Mahkaman Internasional, Rabu 12 Januari 2011.
11 anggota kabinet Hariri mengundurkan diri menentang penyelidikan oleh Mahkaman Internasional, Rabu 12 Januari 2011.

Para anggota Hezbollah diyakini akan didakwa Mahkamah Internasional terkait pembunuhan Rafiq Hariri dalam beberapa pekan mendatang. Organisasi itu telah berulangkali mengecam Mahkamah Internasional dan menyerukan agar rakyat Lebanon menolak bekerjasama dengan Mahkamah. Aliansi 8 Maret berpendapat, Mahkamah yang didukung Amerika itu tidak mencari keadilan dan hanya merupakan alat negara-negara Barat untuk mendiskreditkan Hezbollah.

Allain Aoun, legislator dari Gerakan Patriotik Merdeka, partai Kristen dalam Aliansi 8 Maret, mengatakan pihak oposisi tidak akan menyetujui perdana menteri yang mendukung Mahkamah Internasional: “Banyak warga Lebanon tidak melihat Mahkamah Internasional sebagai jalan menuju kebenaran. Mereka melihatnya sebagai alat politik dalam permainan bangsa-bangsa.”

Upaya-upaya diplomatik oleh Suriah dan Arab Saudi untuk menyelesaikan masalahnya menemui kegagalan. Hari Senin parlemen akan bersidang untuk memulai perundingan. Kedua pihak mengatakan, konsensus hanya akan tercapai jika ada pihak yang mengalah. Aliansi 14 Maret mengatakan, Saad Hariri harus diangkat kembali menjadi perdana menteri. Aliansi 8 Maret berpendapat sebaliknya.

Selagi kedua pihak berselisih, pemerintah yang dapat dikatakan telah lumpuh selama berbulan-bulan, tetap tidak berfungsi.

Satu hal yang disepakati kedua pihak adalah bahwa selama ada ketidaksbailan politik, risiko ketidakstabilan melimpah ke jalan sangat besar. Hari Kamis dua granat kabarnya dilemparkan ke kantor Gerakan Patriotik Merdeka.

Bagi Aliansi 14 Maret, yang dikhawatirkan adalah jika tidak tercapai kesepakatan, Hezbollah akan menggunakan senjata untuk memaksakan kehendaknya. Tahun 2008 Hezbollah merebut Beirut Barat dalam beberapa hari, memaksa pemerintah melakukan perubahan struktural untuk memenuhi tuntutan Hezbollah.

Butros Harb, Menteri Tenaga Kerja di bawah PM Hariri mengatakan, sekarang, ia yakin tidak akan berfaedah jika Hezbollah menduduki Beirut lagi: “Mereka tahu itu akan menjadi kesalahan besar, yang akan menghancurkan peluang bagi ko-eksistensi rakyat Lebanon. Itu akan menciptakan situasi baru yang tidak menguntungkan Hezbollah. Kalau itu terjadi lagi, rakyat tidak akan menerimanya, dan saya yakin mereka akan bereaksi.”

Harb mengatakan, situasi terburuk yang dapat terjadi adalah kesepakatan tidak tercapai. Jika itu yang terjadi, tambahnya, tidak saja pemerintah akan ambruk, tetapi seluruh sistem pemerintahan akan berantakan.

Sebelum perdebatan dimulai hari Senin, pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah diduga akan berpidato. Sementara Lebanon menunggu jawaban, selalu ada kekhawatirwn bahwa ketegangan dapat berubah menjadi kekerasan.

XS
SM
MD
LG