Tautan-tautan Akses

Keluarga, Teman Sebut Tersangka Kasus Kim Jong-nam 'Perempuan Baik'


Gambar CCTV yang menggambarkan Siti Aisyah sebagai tersangka kedua pembunuhan Kim Jong-nam, ditangkap di Kuala Lumpur, Malaysia.
Gambar CCTV yang menggambarkan Siti Aisyah sebagai tersangka kedua pembunuhan Kim Jong-nam, ditangkap di Kuala Lumpur, Malaysia.

Keluarga dan bekas tetangga perempuan Indonesia yang diduga terlibat dalam pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara di Malaysia terkejut dengan penangkapan ibu muda yang mereka sebut "perempuan baik" yang sopan dan pendiam.

Siti Aisyah, 25, adalah salah satu dari tiga orang yang ditangkap sejauh ini oleh polisi Malaysia atas kemungkinan keterlibatan dalam pembunuhan Kim Jong-nam.

Antara 2008 dan 2011, ia dan suaminya saat itu tinggal di rumah sederhana dengan cat merah terkelupas di gang sempit di daerah Tambora yang padat, Jakarta Barat.

Bekas ayah mertuanya, Tjia Liang Kiong, yang tinggal di kompleks kelas menengah di dekatnya dan terakhir bertemu Aisyah pada 28 Januari, menggambarkannya sebagai "orang yang sangat baik, sopan dan penuh hormat."

"Saya terkejut mendengar ia ditangkap karena membunuh seseorang," ujarnya. "Saya tidak yakin ia akan melakukan kejahatan seperti itu atau yang disebut media bahwa ia agen intelijen."

Tiga tersangka itu -- Aisyah, seorang perempuan yang membawa paspor Vietnam dan seorang pria yang disebut sebagai orang Malaysia pacar Aisyah -- ditangkap secara terpisah hari Rabu dan Kamis.

Perempuan-perempuan ini diidentifikasi menggunakan video-video pemantau dari Bandar Udara Kuala Lumpur, di mana Kim Jong-nam tiba-tiba jatuh sakit Senin pagi. Para pejabat Malaysia mengatakan ia meninggal dunia di sebuah rumah sakit setelah mengatakan kepada para petugas medis di bandara bahwa ia telah disemprot dengan zat kimia.

Sejumlah laporan media Korea Selatan, yang mengutip sumber-sumber tidak diidentifikasi, mengatakan dua perempuan yang diyakini agen Korea Utara membunuhnya dengan sejenis racun sebelum kabur dengan taksi.

Berita penangkapan Aisyah telah mencuri perhatian media Indonesia yang menyukai skandal dan misteri, dengan beberapa media menyebutnya sebagai mata-mata.

"Ya Tuhan, saya tidak percaya," ujar Aminah, ibu rumah tangga yang dulunya tetangga Aisyah di Tambora.

"Ia sangat baik dengan orang-orang di sini, sangat polos. Bagaimana ia bisa membunuh orang besar? Tidak mungkin, mustahil," kata Aminah.

Ibu Aisyah, Benah, mengatakan di telepon bahwa keluarga itu datang dari desa dan tidak punya kemampuan membantunya.

"Sejak saya mendengar dari televisi, saya tidak bisa makan dan tidur. Sama dengan ayahnya, ia hanya berdoa dan baca al-Quran. Ia bahkan tidak ingin bicara," ujar Benah. "Sebagai orang desa, kita hanya bisa berdoa."

Aisyah, menurut Kiong, pindah ke Malaysia dengan putranya tahun 2011 untuk mencari hidup yang lebih baik setelah bisnis garmen mereka bangkrut. Pasangan itu meninggalkan meninggalkan putra mereka yang berusia hampir dua tahun di Jakarta, dan dibesarkan oleh Akiong dan istrinya sejak itu.

Setahun setelah meninggalkan Indonesia, Aisyah kembali ke Jakarta dan mengatakan kepada Kiong ia ingin bercerai dari suaminya karena pria itu telah berubah dan pernikahan mereka tidak bahagia. Kiong mengatakan putranya punya cerita lain: Aisyah berselingkuh dengan seorang pria Malaysia.

Perceraian terjadi tahun 2012 dan Aisyah mengatakan kepada Kiong bahwa ia tinggal dengan orangtuanya di Serang, Banten, dan bekerja di sebuah toko sepatu. Beberapa bulan kemudian ia pindah lagi, mengatakan kepada Kiong bahwa ia bekerja di sebuah toko pakaian di Batam.

Pada pertemuan terakhir mereka akhir Januari, ketika Aisyah mengunjungi putranya, Kiong merasa ia sangat kurus dan ketika istrinya bertanya apakah ia sakit, Aisyah mengatakan ia punya penyakit pernapasan.

Imigrasi Indonesia mengatakan hari Kamis bahwa Aisyah memasuki Malaysia tanggal 2 Februari dengan feri dari Batam.

Rahmat Yusri, ketua RT tempat Aisyah tinggal, tidak percaya ia dapat melakukan pembunuhan.

"Saya sangat terkejut mendengarnya karena saya kenal betul dengan dia," ujar Rahmat. "Saya tidak percaya karena ia perempuan polos dan pendiam yang datang dari desa." [hd]

Recommended

XS
SM
MD
LG