Tautan-tautan Akses

Kelompok Militan di Mali Utara Cari Simpati Warga


Anggota kelompok 'Ansar Dine' berusaha mengambil hati warga Mali utara dengan cara ganjil, yaitu menegakkan hukuman tetapi juga bermurah hati memberikan hadiah (foto: dok.).
Anggota kelompok 'Ansar Dine' berusaha mengambil hati warga Mali utara dengan cara ganjil, yaitu menegakkan hukuman tetapi juga bermurah hati memberikan hadiah (foto: dok.).

Kelompok militan Islam di Mali utara, Ansar Dine, mencoba mengambil hati warga setempat dengan membagikan hadiah sambil melaksanakan syariah Islam.

Kelompok militan Islam di Mali menjadi sorotan minggu ini, selagi para pemuka agama dan tradisional serta anggota-anggota lain masyarakat madani berkumpul di kota Kidal, Mali Utara. Penduduk setempat dan para pemuka agama mengatakan mereka menolak posisi kelompok Islam Tuareg, Ansar Dine, yang ingin memberlakukan hukum syariah Islam yang ketat di seluruh Mali.

Ketika kelompok separatis Tuareg merebut Mali utara akhir Maret, mereka bertempur bersama kelompok-kelompok ekstremis yang ingin membuat negara yang mayoritas penduduknya Muslim itu menjadi negara Islam.

Warga Mali terkejut minggu lalu ketika kelompok Ansar Dine mencambuk sepasang lelaki dan perempuan di alun-alun kota Timbuktu karena melakukan hubungan seks di luar nikah.

Laki-laki dan perempuan itu, yang masing-masing dicambuk 100 kali sebelum mereka dikirim ke rumah sakit oleh Ansar Dine, katanya menikah dua hari kemudian. Ansar Dine kemudian memberi mereka uang dan seekor kambing, kata penduduk setempat.

VOA berbicara dengan seorang laki-laki berusia 30 tahun di Timbuktu yang tidak bersedia direkam, karena seorang laki-laki yang dikenalnya baru-baru ini dihajar oleh orang-orang bersenjata setelah berbicara kepada pers.

Ia mengatakan laki-laki yang baru saja menikah itu miskin, dan Ansar Dine menghujaninya dengan hadiah sebagai cara untuk merebut hatinya mengenai ideologi mereka.

Ia mengatakan, anggota-anggota Ansar Dine memukuli seorang tua karena memiliki rokok, dan seorang perempuan penjaja makanan keliling karena tidak mengenakan penutup kepala; namun, anggota-anggota kelompok itu menyita bantuan pangan yang dikirim ke kawasan itu, sehingga mereka bisa membagikannya kepada komunitas-komunitas lain dalam usaha merebut hati mereka. Ia mengatakan mereka membagikan permen kepada anak-anak.

Ansar Dine merupakan kelompok di Mali utara yang katanya punya hubungan dengan kelompok teroris. Kelompok lainnya adalah Gerakan bagi Persatuan dan Jihad Afrika Barat (MUJAO).

Kelompok yang anggotanya kebanyakan orang asing ini, yang menguasai sebagian wilayah Gao, juga berusaha merebut hati warga, kata seorang warga Gao yang tidak bersedia disebut namanya karena takut tindakan balas dendam.

Warga Gao itu menyesali sebagian kelompok muda setempat yang bergabung dengan kelompok MUJAO, tetapi katanya, tujuannya adalah murni untuk bertahan hidup bukan karena ideologi; para pemuda yang bergabung dalam kelompok-kelompok itu diberi uang. Ia mengatakan MUJAO juga mendekati komunitas dengan memberi uang tunai untuk bekerja.

Bagi kebanyakan penduduk yang diwawancari VOA, itu bahkan bukan persoalan agama. Warga Gao itu mengatakan seharusnya tidak seorangpun dibodohi oleh MUJAO yang mengatasnamakan Islam. “Mereka adalah teroris yang hidup dari penculikan dan penyelundupan narkotika,” ujarnya.

Warga Gao lainnya mengatakan akhirnya orang yang menjadi lebih berang setiap harinya, akan semakin bertambah – dan ia mengkhawatirkan terjadinya pertumpahan darah.

“Masjid kami sudah ada jauh sebelum orang-orang (Ansar Dine) ini lahir. Apa yang hendak mereka ajarkan tentang Islam kepada kami?" tanya warga setempat itu.

Recommended

XS
SM
MD
LG