Tautan-tautan Akses

Giuliani: Anak-anak Trump Tak Perlu Keluar dari Bisnis Keluarga


Dari kiri ke kanan: Melania Trump, Ivanka Trump, Eric Trump dan Donald Trump, Jr. pada salah satu acara debat kepresidenan, 9 Oktober 2016 di St. Louis.
Dari kiri ke kanan: Melania Trump, Ivanka Trump, Eric Trump dan Donald Trump, Jr. pada salah satu acara debat kepresidenan, 9 Oktober 2016 di St. Louis.

Kerajaan korporat Trump yang besar dapat memicu pertanyaan mengenai potensi konflik kepentingan, termasuk terkait ketiga anaknya yang mengelola bisnis-bisnis sang ayah.

Seorang penasihat dekat presiden AS terpilih Donald Trump mengatakan adalah sesuatu yang "tidak realistis" jika anak-anak Trump harus keluar dari bisnis-bisnisnya dan menyerahkan kontrol mereka pada perwalian independen.

Tampil dalam wawancara televisi hari Minggu (13/11), Rudy Giuliani awalnya mengatakan Trump seharusnya membentuk "semacam blind trust." Blind trust adalah pengaturan finansial dimana seorang pejabat publik memberikan administrasi kepentingan bisnis pribadinya kepada sebuah perwalian independen untuk mencegah konflik kepentingan. Dengan skema tersebut, pemilik bisnis tidak tahu bagaimana aset-asetnya dikelola.

Ketika didesak, Giuliani mengatakan kepada acara CNN "State of the Union" bahwa situasi Trump yang tidak biasa memerlukan keleluasaan yang lebih dibandingkan perwalian tradisional dan melibatkan ketiga anaknya.

"Saya kira ia ada dalam situasi yang sangat tidak biasa," ujar Giuliani. "Pada dasarnya ia akan membuat anak-anaknya kehilangan pekerjaan" jika tidak melibatkan mereka, tambahnya.

Ia mengatakan bahwa anak-anak Trump akan harus "memulai bisnis baru dan hal itu akan memunculkan...masalah-masalah baru."

Giuliani mengatakan tiga anak Trump yang sudah dewasa -- Ivanka, Donald Jr. and Eric - yang terlibat dalam bisnis-bisnisnya tidak akan memberi masukan kepada Trump begitu ia menjadi presiden bulan Januari. Namun ketiga anak tersebut menjadi anggota komite eksekutif tim transisi Trump.

Giuliani mengatakan bahwa setelah pelantikan "harus ada tembok" antara anak-anak Trump dan Trump "terkait masalah-masalah pemerintahan."

Salah satu kemungkinan untuk memisahkan Trump dari bisnis-bisnisnya tanpa mengeluarkan anak-anaknya adalah "dokumen legal atau jelas yang menyatakan ia tidak akan terlibat, tidak akan memiliki kepentingan di dalamnya, tidak akan memberikan masukan, (dan) bahwa ia hanya akan berlaku pasif," ujar Giulani.

Kerajaan korporat Trump yang besar dapat memicu pertanyaan mengenai potensi konflik kepentingan, bahwa keputusan-keputusannya selama menjadi presiden dapat menguntungkan dirinya dan keluarganya secara finansial kecuali dibentuk perwalian 'blind trust' tradisional.

Trump memiliki saham langsung di lebih dari 500 perusahaan, menurut dokumen Komisi Pemilihan Umum Federal. Rincian mengenai perusahaan induk dan pendapatannya masih tidak jelas karena presiden terpilih itu menolak merilis dokumen pajaknya, dengan mengatakan masih diaudit oleh badan pajak IRS.

Selain hotel-hotel dan lapangan golf di British Isles, Trump memiliki perjanjian lisensi dengan perusahaan di Indonesia. Nama-nama perusahaan-perusahaannya mengindikasikan ia memiliki hubungan bisnis di Brazil, Kanada, Israel, Dubai, Mesir, India, Filipina dan Afrika Selatan. Merk pakaian prianya memiliki produk dasi yang dibuat oleh para kontraktor di China.

Dalam bagian terakhir kampanyenya, Giuliani muncul sebagai salah satu penasihat terdekat Trump dan mitra perjalanan paling rutin. Mantan walikota New York dan jaksa penuntut federal itu mungkin akan dijadikan jaksa agung dalam pemerintahan Trump. [hd]

XS
SM
MD
LG