Tautan-tautan Akses

Kampanye 'Beli Indonesia' Dorong Cinta Produk Dalam Negeri


Penggagas gerakan Beli Indonesia Hepi Trenggono sedang menyampaikan sambutan sekaligus membuka Kongres Kedua Gerakan Beli Indonesia yang berlangsung di Jakarta (3/10). (VOA/Fathiyah Wardah)
Penggagas gerakan Beli Indonesia Hepi Trenggono sedang menyampaikan sambutan sekaligus membuka Kongres Kedua Gerakan Beli Indonesia yang berlangsung di Jakarta (3/10). (VOA/Fathiyah Wardah)

Gerakan Beli Indonesia tersebut bertujuan menciptakan pasar agar produk-produk dalam negeri bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, sehingga tidak lagi menggandrungi buatan luar negeri.

Tepuk tangan langsung bergemuruh saat penggagas gerakan Beli Indonesia Hepi Trenggono maju ke atas panggung, untuk menyampaikan sambutan sekaligus membuka Kongres Ke-2 Gerakan Beli Indonesia yang berlangsung di Jakarta, Senin (3/10).

Hepi menjelaskan bahwa gerakan Beli Indonesia adalah sebuah kampanye yang juga dilakukan di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, China, dan Jepang, untuk melindungi produk-produk mereka sendiri.

Namun sayangnya, menurut Hepi, pemerintah kurang peduli terhadap perlindungan dan peningkatan pasar produk dalam negeri. Hal itu mendorongnya lima tahun lalu menggagas gerakan Beli Indonesia di Solo, Jawa Tengah.

"Bentuknya bagaimana melakukan pembelaan-pembelaan terhadap ekonomi anak bangsa kita sendiri. Kita tahu pasar di Indonesia ini market begitu gede, 250 juta lebih, itu tidak dikuasai oleh anak-anak kita. Kita cuma jadi konsumen, kita cuma jadi pemakai," ujarnya.

Hepi menambahkan gerakan Beli Indonesia bertujuan menciptakan pasar agar produk-produk dalam negeri bisa diterima oleh masyarakat Indonesia, sehingga tidak lagi menggandrungi buatan luar negeri. Ia mengklaim gerakan Beli Indonesia sudah menyebar luas ke berbagai daerah.

Gerakan Beli Indonesia Tumbuhkan Cinta Produk Dalam Negeri
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:38 0:00

Hepi berharap kongres ke dua bisa membuat terobosan untuk menyelesaikan persoalan kultural dan struktural yang menjadi kelemahan ekonomi Indonesia.

Secara kultural, ekonomi Indonesia berat karena mentalitas bangsa ini bukan mentalitas seperti Jepang atau China yang mati-matian membela produknya, ujarnya. Secara struktural, Hepi Trenggono mencontohkan ada 70 undang-undang tidak berpihak pada bangsa Indonesia sendiri.

Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran KUKM (LLP KUKM) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Ahmad Zabadi mendukung adanya gerakan Beli Indonesia tersebut.

"Tidak ada bangsa besar keluar sebagai pemenang kalau Anda tidak mencintai negeri sendiri. Kalau kita ingin Indonesia betul-betul memenangkan MEA (Masyarakan Ekonomi ASEAN), menjadi tuan rumah di negeri sendiri, memenangkan pasar tunggal ASEAN, kemudian bisa masuk ke pasar global, tidak ada cara lain. Hari ini kita berkomitmen mencintai, membeli, dan menggunakan produk-produk dalam negeri," ujarnya.

Salah seorang warga, Dion, mengatakan senang dengan adanya gerakan Beli Indonesia.

"Ini akan membuat produk Indonesia semakin dicintai dan makin laku di pasar dalam negeri. Saya berharap dengan gerakan Beli Indonesia ini masyarakat makin mencintai, membeli, dan menggunakan produk-produk Indonesia," ujarnya.

Recommended

XS
SM
MD
LG