Tautan-tautan Akses

Bali Tolak Rencana Pengembangan Geothermal Bedugul


Pura Ulun Danu Bratan, di dekat kawasan Bedugul, Bali (foto: dok). Aktivis lingkungan menolak rencana pembangunan geothermal Bedugul karena Bedugul merupakan kawasan resapan air bagi Bali.
Pura Ulun Danu Bratan, di dekat kawasan Bedugul, Bali (foto: dok). Aktivis lingkungan menolak rencana pembangunan geothermal Bedugul karena Bedugul merupakan kawasan resapan air bagi Bali.

Pemerintah provinsi Bali menolak rencana pemerintah pusat terkait rencana pengembangan Geothermal Bedugul. Penolakan ini merupakan penolakan yang ketiga kalinya yang dilakukan pemerintah provinsi Bali.

Pemerintah Indonesia pada tahun ini berencana untuk melakukan eksplorasi terhadap 28 titik Geothermal di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah Pengembangan Geothermal Bedugul di Kabupaten Tabanan-Bali. Rencana tersebut kini dipastikan akan gagal menyusul penolakan yang dilakukan oleh pemerintah provinsi Bali.

Penolakan tersebut didasarkan pada alasan bahwa proyek geothermal Bedugul sulit dilaksanakan baik dari segi kajian teknis ataupun sosial budaya. Belum lagi, Bedugul merupakan kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air bagi Bali.

Selain itu, hingga saat ini tidak ada jaminan akan ada kandungan panas bumi di Bedugul, yang bisa menghasilkan energi panas bumi yang besar untuk listrik. Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada keteranganya di Denpasar pada Rabu pagi mengungkapkan penolakan terhadap Geothermal Bedugul merupakan keputusan yang sudah bulat

“Saya kira (penolakan atas geothermal Bedugul) bulat, masyarakat, dewan dan saya sendiri sebenarnya sudah kirim surat dulu waktu mereka ada permintaan tertulis untuk mengkaji kembali, membuka kembali, saya sudah buat surat bahwa itu tidak mungkin lagi,” tegas Gubernur Pastika.

Koordinator Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Bali Wayan Gendo Suardana menyatakan Geothermal Bedugul tidak ekonomis untuk dikembangkan, karena energi yang dihasilkan sangat kecil.

Wayan Gendo Suardana menjelaskan, “Geothermal yang ada sekarang dengan 3 sumur, itu yang didapat geothermalnya hanya satu, bell 3 saja dan itu hanya menghasilkan 2 megawatt, 2 megawatt itu dalam praktek geothermalnya , itu hanya habis untuk membiayai dirinya sendiri, nanti dia tidak akan mencapai seperti yang diharapkan dan berhenti dan nanti biasa buat resort, villa dan segala macam.”

Sedangkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik memprediksikan jika Geothermal Bedugul mampu dikembangkan maka akan memberi tambahan cadangan listrik bagi Bali. Apalagi pada 2017 mendatang Bali akan membutuhkan pasokan listrik yang mencapai 1.000 megawatt.

“Saya melihat di Bali saat ini diperlukan 600 megawatt. Ke depan diperlukan hampir lebih 1.000 megawatt. Sekarang 400 megawatt dibangkitkan di Bali, 200 dari Jawa , dengan kabel yang kadang-kadang bisa terganggu dan kalau sudah terganggu pasti mati listriknya,” ujar Jero Wacik.

Kebutuhan Listrik di Bali diprediksi akan terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya kebutuhan hotel dan infrastruktur pariwisata lainnya.

XS
SM
MD
LG