Tautan-tautan Akses

SBY: Dalam Usia 44 Tahun ASEAN Harus Berfokus Majukan Masyarakatnya


Presiden SBY menggarisbawahi berbagai kemajuan yang dicapai ASEAN dalam pidatonya memperingati 44 tahun ASEAN (Foto:file)
Presiden SBY menggarisbawahi berbagai kemajuan yang dicapai ASEAN dalam pidatonya memperingati 44 tahun ASEAN (Foto:file)

Seiring dengan perubahan ekonomi dan geopolitik global yang semakin tidak terduga-duga, maka ASEAN pun harus sigap menjadi organisasi yang dinamis dan fleksibel menghadapi berbagai perubahan dan tantangan di masa kini. Hal tersebut diungkapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam pidato perayaan hari ulangtahun ASEAN ke-44, di kantor Sekretariat ASEAN, Senin.

Presiden Yudhoyono menyebutkan bahwa dua hal yang menjadi perhatian utama sekarang adalah apa yang sudah dicapai oleh ASEAN, dan bagaimana meningkatkan peluang ASEAN agar bermanfaat bagi rakyat di Asia Tenggara dan secara global.

Situasi ekonomi dunia yang tidak dapat diprediksi disertai ancaman bencana alam di Asia Tenggara, dianggap tidak kalah penting untuk terus dibicarakan, sama halnya dengan perkembangan politik terakhir.

“Perubahan-perubahan yang saya maksud ini termasuk manajemen dan penanggulangan bencana alam, peranan peranan KTT Asia Timur dalam mengembangkan kawasan ASEAN, serta membangun ASEAN sebagai organisasi yang berpusat dan bertujuan untuk memajukan masyarakatnya, “ ujar Presiden SBY.

Ia mengakui, enam tahun lalu isu kerentanan atas bencana alam masih menjadi sorotan utama ASEAN, disertai kebutuhan akan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Tetapi kini ASEAN telah menjadi pusat kerjasama utama Asia Pasifik, dalam penanganan bencana alam.

Di bidang ekonomi, SBY mencatat pertumbuhan ekonomi yang dapat bertahan di tengah-tengah krisis global. Kawasan ekonomi ASEAN diprediksi akan tumbuh antara 5,7 persen dan 6,4 persen tahun ini –lebih tinggi dari angka rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia, yaitu 4,5 persen.

Dengan modal dasar yang sangat kuat, seperti hutan dan sumber daya alam yang berlimpah, disertai dengan kawasan maritime yang strategis, dan populasi kaum muda yang banyak dan dinamis, kita adalah kawasan dengan beragam suku dan agama, sekaligus terbuka pada hal-hal yang modern, kata Presiden SBY.

Di bidang keamanan, penuntasan sengketa di perbatasan Thailand dan Kamboja, serta di Laut China Selatan diharapkan dapat menjadi acuan bagi ASEAN, untuk tetap mengutamakan diplomasi ketimbang konflik bersenjata.

Ketua Kajian Wilayah Amerika dari Universitas Indonesia, Susi Sudarman, mengungkapkan, masalah keamanan wilayah dan maritim di ASEAN sangat perlu dibahas. Akan tetapi, keprihatinan soal ini justru muncul dari Amerika Serikat.

Ia mengatakan, “Amerika sudah menaruh Combat Littoral Ships (Kapal Pemantau) di Singapura dan tidak ada jawaban dari kita sendiri. Dulu pada masa perang dingin, orang Indonesia bisa keluar dengan jawaban yang strategis, ibaratnya mendayung diantara dua karang. Namun sekarang dalam suasana kompetisi antara Asia Timur dan Barat di Asia Pasifik, kita tidak bisa jawab.”

Susi Sudarman menambahkan, keamanan maritim dan ekonomi adalah dua hal yang saling terkait. Dalam hal ini, Indonesia dapat mendorong ASEAN untuk menyamakan visi. Masalah pencurian ikan, misalnya, melibatkan nelayan Vietnam, Thailand, dan Tiongkok. Belum lagi pencurian BBM di laut, " ujar Susi Sudarman.

XS
SM
MD
LG