Tautan-tautan Akses

Analis: Komentar Trump tentang Satu China Bagian dari Permainan Besar


Surat kabar Taiwan memberitakan pernyataan Presiden AS terpilih Donald Trump mengenai kebijakan satu China.
Surat kabar Taiwan memberitakan pernyataan Presiden AS terpilih Donald Trump mengenai kebijakan satu China.

Analis meragukan akan adanya perubahan kebijakan yang serius melihat banyak dan luasnya kerjasama kedua negara dan kenyataan bahwa mereka saling membutuhkan.

Saran Presiden AS terpilih Donald Trump bahwa negaranya tidak perlu terikat oleh kebijakan “Satu China”, yang merupakan kunci pembentukan hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Cina, membuat para pemimpin China cemas dan sebagian bertanya-tanya apakah AS sedang menilai kembali hubungannya dengan Taiwan.

Para analis mengatakan Trump bisa meningkatkan hubungan dengan Taiwan yang demokratis, tapi meragukan akan adanya perubahan kebijakan yang serius melihat banyak dan luasnya kerjasama kedua perekonomian yang besar itu, dan kenyataan bahwa mereka saling membutuhkan. Yang mungkin terjadi, kata mereka, adalah munculnya suatu permainan politik yang lebih besar.

Trump mengatakan kepada wartawan Chris Wallace dalam acara televisi Fox News Minggu (11/12): "Saya tidak tahu mengapa kita harus terikat oleh kebijakan satu China, kecuali kita membuat kesepakatan dengan China yang berkaitan dengan hal-hal lain, termasuk perdagangan."

Ketika menjalin hubungan dengan Cina tahun 1979, Amerika memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan, dan mengakui Republik Rakyat Cina yang dipimpin Komunis sebagai pemerintah tunggal China, atau "Satu Cina."

Dari perspektif Beijing, "Satu China" berarti Taiwan adalah bagian dari wilayahnya. Amerika Serikat mengakui keadaan itu, tetapi juga tetap membuka hubungan kebudayaan dan perdagangan yang erat dengan Taipei. AS juga memasok Taiwan dengan peralatan militer dan beberapa analis berpendapat bahwa hubungan itu harus ditingkatkan.

Pembicaraan Trump melalui telepon baru-baru ini dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, yang pertama oleh presiden atau presiden terpilih sejak Amerika mengakui Beijing, dan komentar tentang kebijakan “Satu China” - yang telah menjadi pusat hubungan selama puluhan tahun, membuat sebagian orang berpendapat, itu mungkin saja terjadi. [sp/isa]

XS
SM
MD
LG