Yunani Mulai Pindahkan Para Pencari Suaka ke Kamp Baru

Pengungsi dan migran melarikan diri saat gas air mata ditembakkan oleh polisi anti huru hara selama bentrokan di dekat kota Mytilene di Pulau Lesbos, Yunani, pada 12 September 2020. (Foto: AFP)

Operasi memindahkan ribuan migran dan pengungsi di Pulau Lesbos ke kamp yang baru sedang berlangsung, Kamis (17/9). Operasi yang melibatkan 70 polisi wanita (polwan) ini berlangsung mulus meski banyak migran sempat menunjukkan keengganan untuk pindah ke kamp yang terletak di kawasan Kara Tepe di pulau itu.

Para polwan berhasil melunakkan hati banyak pencari suaka dengan bujukan mereka untuk segera meninggalkan kamp Moria yang parah terbakar pekan lalu.

Pihak berwenang Yunani mengatakan, kamp Moria yang menampung para migran dan pengungsi empat kali lipat dari kapasitasnya itu dibakar dengan sengaja oleh sekelompok kecil penghuninya yang marah karena kebijakan lockdown terkait wabah virus corona. Lebih dari 12 orang orang memerlukan tempat penampungan sementara akibat insiden itu.

Selama beberapa hari terakhir, kebanyakan dari mereka yang kehilangan tempat tinggal itu terpaksa tidur di pinggir jalan yang mengarah dari Moria ke ibu kota pulau itu, Mytilene. Mereka membangun tenda-tenda sementara dari kain seprai, selimut, alang-alang atau karton. Kamp baru terdiri dari tenda-tenda besar yang didirikan di sebuah lapangan dekat pantai.

Menurut Badan Urusan Pengungsi PBB, kamp baru memiliki kapasitas tampung 8.000 orang. Namun, hingga Rabu (16/9) malam, baru sekitar 1.100 orang yang menempatinya.

Enam warga Afghanistan, termasuk dua orang di bawah umur, ditangkap atas tuduhan menyebabkan kebakaran di Moria. Kebakaran terjadi setelah muncul perintah isolasi menyusul ditemukannya 35 kasus virus corona di kamp itu.

Moria memiliki daya tampung sedikit di atas 2.700 orang, namun lebih dari 12.500 orang tinggal di sana. Kamp dan kondisinya yang buruk dianggap para pengecam sebagai simbol kebijakan migrasi Eropa yang gagal. [ab/uh]