Utusan AS, Korsel, Jepang Bertemu Bahas Ketegangan Nuklir Korut

Utusan Khusus AS, Sung Kim, bertemu dengan utusan dari Korea Selatan dan Jepang, Kim Gunn dan Funakoshi Takehiro di Kementerian Luar Negeri di Seoul, Korea Selatan, 3 Juni 2022. (Foto: REUTERS/Kim Hong Ji)

Para pejabat dari AS, Korea Selatan dan Jepang bertemu di Seoul pada Jumat (3/6) untuk mengadakan pembicaraan mengenai Korea Utara, di tengah-tengah pertanda negara itu sedang bersiap melakukan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Utusan Khusus AS, Sung Kim, bertemu dengan utusan dari Korea Selatan dan Jepang, Kim Gunn dan Funakoshi Takehiro, setelah penilaian AS bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan lokasi uji cobanya di Punggye-ri untuk apa yang akan menjadi uji coba nuklirnya yang ketujuh.

“Kami sedang mempersiapkan semua kemungkinan dalam koordinasi erat dengan sekutu-sekutu kami, Jepang dan Korea Selatan,” kata Kim pada awal pertemuan.

BACA JUGA: AS: Korea Utara Dapat Menyambut Lawatan Biden ke Asia dengan Uji Coba Nuklir

Tahun ini, Korea Utara telah menguji coba beberapa rudal balistik, termasuk salah satunya yang diduga sebagai rudal balistik antarbenua terbesarnya, yang melanggar sanksi-sanksi PBB.

"Kami ingin menjelaskan kepada Korea Utara bahwa aktivitasnya yang melanggar hukum dan mengganggu kestabilan memiliki konsekuensi dan bahwa masyarakat internasional tidak akan menerima tindakan-tindakan itu sebagai hal normal,” kata Sung Kim.

Utusan nuklir Korea Selatan, Kim Gunn, mengatakan, “upaya tanpa henti Korea Utara untuk memiliki senjata nuklir hanya akan memperkuat upaya pencegahan kami.”

“Arah yang sekarang ini ditempuh Pyongyang hanya memiliki satu tujuan yang tak terelakkan” mengurangi keamanan Korea Utara sendiri, lanjut diplomat Korea Selatan itu.

Sung Kim, Utusan Khusus AS di Seoul, Korea Selatan, 3 Juni 2022. (Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji )

Pekan lalu, AS menyerukan lebih banyak lagi sanksi PBB terhadap Korea Utara atas peluncuran rudal balistiknya. Hal tersebut diveto China dan Rusia, membuat perpecahan terbuka di Dewan Keamanan mengenai Korea Utara untuk pertama kalinya sejak Dewan menetapkan sanksi pada tahun 2006, sewaktu Korea Utara pertama kali melakukan uji coba nuklir.

Utusan Jepang Funakoshi menekankan pentingnya koordinasi, bertekad akan “meningkatkan pencegahan regional, termasuk kerja sama keamanan trilateral.”

Para pejabat tersebut menyatakan pintu dialog masih terbuka dan mereka menyatakan keprihatinan terkait situasi COVID-19 di Korea Utara.

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan AS tidak akan mengaitkan bantuan kemanusiaan bagi Korea Utara - selagi negara itu mengatasi COVID - dengan denuklirisasi. [uh/lt]