Universitas AS Mulai Buka Kembali

Siswa duduk di kejauhan sebagai tindakan pencegahan terhadap Covid-19, sebagai ilustrasi, 3 September 2020. (Foto: AP)

Universitas-universitas di Amerika Serikat tengah berupaya untuk menahan penyebaran infeksi virus corona di kampus-kampus mereka. Namun, langkah-langkah pencegahan ini telah menuai berbagai reaksi diantara para mahasiswa, yang kini sudah mulai kembali ke kampus.

Bagi beberapa mahasiswa tahun pertama yang pindah ke asrama kampus universitas Colorado-Boulder di negara bagian Colorado sekitar pertengahan Agustus lalu, pertanyaannya bukanlah mengenai apakah virus corona akan menyebar di kampus tahun ini, melainkan kapan. Kekhawatiran ini dirasakan oleh seorang mahasiswa, Max Parry.

“Kalau menurut saya, penyebarannya akan meledak dalam tiga atau empat bulan ke depan. Saya tahu kita semua sudah mengikuti segala tindakan pencegahan semampu kita. Semoga saja saya salah,” ujarnya.

Sayangnya, jumlah kasus Covid-19 melonjak dengan adanya laporan harian mengenai adanya infeksi baru. Seperti yang dikatakan oleh Jeff Zayach, direktur eksekutif bagian kesehatan masyarakat di wilayah Boulder, Colorado.

Weston Koenn, seorang mahasiswa pascasarjana dari Los Angeles, meninggalkan gedung persatuan mahasiswa Universitas Boston saat ia berjalan melalui kampus tanpa mahasiswa, Kamis, 23 Juli 2020, di Boston. (Foto: AP/Charles Krupa)

“Khususnya dalam 10 hari terakhir, dimana dalam enam hari terdapat lebih dari 50 kasus baru yang dilaporkan. Dan kebanyakan dari kasus itu berasal dari mahasiswa,” jelasnya.

Dalam satu bulan terakhir, hampir 800 hasil tes yang keluar menunjukkan hasil positif, yang membuat pihak kampus meminta para mahasiswanya untuk melakukan karantina mandiri selama dua minggu. Namun, ada juga yang tidak mengikuti protokol kesehatan, seperti yang dikatakan oleh Philip DiStefano, perwakilan dari universitas Colorado-Boulder.

“Cukup banyak mahasiswa kami yang memilih untuk kumpul-kumpul dengan banyak orang dan memilih untuk tidak mengenakan masker.”

Pihak berwenang mengatakan, ajang sosialisasi dan kumpul-kumpul dengan banyak orang, serta pesta di luar kampus, telah membantu memicu penyebaran virus. Menurut sebuah survei, lebih dari 150 perguruan tinggi telah melaporkan setidaknya 100 kasus, yang menyebabkan sejumlah sekolah menerapkan karantina dan beberapa telah menangguhkan kelas tatap muka.

BACA JUGA: Covid-19 Masih Tinggi, Zimbabwe Tolak Seruan UNICEF untuk Sekolah Tatap Muka

Namun, beberapa mahasiswa memiliki pendapat yang berbeda mengenai tindakan yang diterapkan di era pandemi ini.

“Sejujurnya ini gila juga sih. Banyak teman saya yang bilang, mereka seperti mengurung satu kampus!”

“Kalau saya bilang sih, karantina ini ide yang bagus ya, karena Covid itu menyebar kemana-mana dan itu bukan hal yang baik.”

“Saya sih nggak setuju ya, terutama dengan karantina selama dua minggu. Kita jadi enggak bisa pakai fasilitas sekolah yang udah kita bayar.”

Sebelumnya, para mahasiswa di salah satu asrama universitas Colorado-Boulder diberitahu untuk pindah ke gedung lain karena lebih banyak kamar fasilitas kampus yang diperlukan untuk mengisolasi mereka yang telah dites positif Covid-19. Pihak kampus lalu mengambil langkah lebih lanjut dan mengumumkan pengajaran secara daring selama dua minggu akan dimulai, untuk menurunkan jumlah kasus.

“Kami tidak mengambil tindakan-tindakan ini sebagai cara untuk mempermalukan atau menyalahkan mahasiswa," kata wakil rektor eksekutif sementara di universitas Colorado-Boulder, Patrick O’Rourke.

BACA JUGA: 2.500 Mahasiswa Universitas Pariwisata Terkemuka Swiss Dikarantina

Ia menambahkan, langkah ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan komunitas dan para mahasiswa yang tidak patuh dalam menjaga jarak mungkin akan didisplinkan.

“Kita tidak bisa selalu ada dimana-mana (untuk mengontrol) dan tergantung kepada perilaku masing-masing individu untuk mengontrol penyebaran virus ini," tambahn Jeff Zayach, direktur eksekutif bagian kesehatan masyarakat di wilayah Boulder, Colorado.

Jika kasus terus melonjak, maka tindakan-tindakan yang lebih ekstrim kemungkinan akan diterapkan. [di/jm]