UNICEF: Jutaan Anak Ikut Terkena Dampak Krisis di Venezuela

PBB memperkirakan, sepertiga dari 10 juta jumlah anak di Venezuela membutuhkan bantuan kemanusiaan, akibat kekurangan gizi dasar, layanan kesehatan dan pendidikan.

Badan Anak-anak Sedunia PBB atau UNICEF mengatakan, krisis ekonomi dan politik Venezuela berdampak negatif bagi jutaan anak di sana.

Venezuela pernah menjadi salah satu negara terkaya di wilayah itu, dianggap sebagai model dalam penyediaan perawatan kesehatan dan layanan penting lainnya bagi warganya. Negara itu juga merupakan negara di mana anak-anak berkembang. Namun kini telah berubah secara dramatis.

PBB memperkirakan, sepertiga dari 10 juta jumlah anak di Venezuela membutuhkan bantuan kemanusiaan. Dikatakan, mereka kekurangan gizi dasar, layanan kesehatan dan pendidikan.

UNICEF mengatakan, kekhawatiran atas anak-anak yang tidak mampu mengakses layanan-layanan penting, sehingga meningkatkan kerentanan mereka, membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Juru bicara UNICEF Christophe Boulierac mengatakan, dampak krisis ekonomi dan politik Venezuela terlihat nyata. Sebagai contoh katanya, tingkat kematian balita telah meningkat lebih dari dua kali lipat antara 2014 dan 2017.

"Angka kematian balita naik dari 14 per 1.000 kelahiran bayi pada tahun 2010-2011 menjadi 31 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017," kata Boulierac.

Ia menambahkan, dicurigai terdapat 190 kasus difteri dan 558 campak tercatat sejak awal tahun ini.

UNICEF mengatakan, sistem kesehatan Venezuela runtuh. Dikatakan, banyak dokter dan juru rawat telah meninggalkan negara itu karena situasi memburuk. Selain itu, persediaan obat hanya dalam jangka pendek dan kapasitas pusat medis juga minim.

UNICEF menggarisbawahi bahwa kondisinya sangat buruk dan rumah sakit sangat tidak lengkap, sehingga wanita dalam persalinan harus membawa sendiri persediaan kebidanan ketika mereka masuk ke rumah sakit untuk melahirkan.

UNICEF mengatakan, bantuan kemanusiaan untuk anak-anak di Venezuela meningkat. Sejak awal tahun, badan itu telah mengirim 55 ton pasokan kesehatan, dan menyediakan akses ke air minum yang aman dan layanan penting lainnya untuk ratusan ribu orang.

Sementara bantuan sangat dibutuhkan, badan itu mengatakan operasi kemanusiaannya nyaris tidak menyentuh permukaan. Dikatakan, jutaan anak perlu diimunisasi, pergi ke sekolah, minum air bersih dan merasa terlindungi meskipun saat ini tidak cukup dana tersedia untuk membantu mereka. (ps)