Uni Eropa Serukan Pertemuan Khusus untuk Bahas Krisis Migran

Para migran menunggu polisi Makedonia mengijinkan mereka menyeberang Makedonia melalui perbatasan antara Yunani dan Makedonia dekat kota Gevgelija pada 28 Agustus 2015.

Menteri dalam negeri Inggris, Perancis dan Jerman telah menyerukan pertemuan khusus menteri-menteri kehakiman dan dalam negeri Uni Eropa dalam dua pekan mendatang, untuk mengatasi krisis migran yang kian meningkat di benua itu. Ketiga menteri itu hari Minggu (30/8) menyatakan mereka ingin mencari “langkah-langkah konkret” untuk menyelesaikan dilema mengenai migran yang kian besar.

Makedonia menetapkan situasi darurat awal bulan ini untuk menanggapi masuknya sekitar 3.000 migran setiap hari dari Yunani yang ingin menuju negara-negara Eropa Barat.

Di Makedonia, hari Minggu, sekitar 500 migran menumpangi kereta yang dua kali sehari berangkat dari kota Gevgelija di selatan menuju perbatasan selatan Makedonia, di mana mereka dapat menerobos masuk ke Serbia.

Dari Serbia, sementara para migran melanjutkan rute perjalanan mereka di Balkan menuju Eropa Barat, negara tujuan berikutnya adalah Hungaria. Namun Hungaria hari Sabtu mengumumkan telah menyelesaikan pembangunan tahap pertama kawat berduri di perbatasannya dengan Serbia. Kantor berita Perancis Sabtu melaporkan, penghalang sepanjang 175 kilometer yang dimaksudkan untuk menghentikan arus pengungsi itu sejauh ini gagal mencegah orang-orang menyeberang masuk Hungaria.

Hungaria mewajibkan migran untuk diambil sidik jarinya sebelum memasuki kamp-kamp sementara, yang membuat khawatir sebagian kalangan. Mark Kekesi, sukarelawan LSM Migrant Solidarity mengatakan, para migran “takut akan metode ini karena mereka tahu benar bahwa jika sidik jari mereka disimpan di Hungaria, secara hukum ada peluang bagi negara Eropa Barat manapun untuk memulangkan mereka ke Hungaria.”

Hungaria menjadi penghambat perjalanan ke negara-negara Eropa Barat yang lebih kaya karena menghalangi masuknya migran, meskipun negara-negara Eropa Barat telah menyatakan bersedia menerima ribuan di antaranya.

Perdana Menteri Hungaria yang berhaluan kanan, Vikot Orban, mengatakan ia bersikap keras terhadap para migran karena menurutnya mereka merupakan ancaman bagi keamanan, kemakmuran dan identitas Eropa.

Sementara itu polisi Australia hari Sabtu menyelamatkan tiga anak-anak yang hampir tewas karena dehidrasi dari mobil van yang dipadati 26 pengungsi Suriah dan Asia Selatan, di dekat perbatasan Jerman, sementara Eropa berusaha keras mengatasi krisis kemanusiaan terbesar yang dihadapinya sejak Perang Dunia II.

Sementara itu, pengadilan Hungaria memerintahkan penahanan lima orang yang diduga terlibat dalam kematian 71 migran yang ditemukan dalam sebuah truk hari Kamis di negara itu.

Juga Sabtu, pihak berwenang Libya menyatakan tiga orang ditahan karena dicurigai mengirim satu kapal yang disesaki migran ke Italia dan kemudian tenggelam hari Kamis lalu di Laut Tengah. Menurut para pejabat, sekitar 200 orang penumpang mungkin tenggelam dalam musibah itu.

PBB memperkirakan 300 ribu migran dari Timur Tengah, Afrika dan Asia Selatan telah melarikan diri ke Eropa tahun ini untuk menghindari kemiskinan dan kekerasan.