Turki Ingin Berperan di Afghanistan Setelah Penarikan Pasukan AS

  • Dorian Jones

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu. (Reuters/Annegret Hilse/Pool)

Turki berusaha memainkan peran penting di Afghanistan setelah penarikan pasukan AS dengan menawarkan untuk menyediakan keamanan di bandara internasional Kabul.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan operasi dan keamanan bandara Kabul Afghanistan sangat penting tidak hanya bagi Afghanistan tetapi juga untuk keberlangsungan semua misi diplomatik, termasuk Turki.

Cavusoglu berkomentar hari Minggu pada pertemuan internasional di resor tepi laut Antalya, Turki.

Menteri Luar Negeri Afghanistan Mohammad Haneef Atmar yang menghadiri pertemuan di Antalya itu, mengatakan ia mendukung tawaran Turki untuk menyediakan keamanan di bandara Kabul.

“Kami menyambut baik dan akan mendukungnya. Kami yakin bahwa ini akan penting untuk kelanjutan Turki dan NATO, serta dukungan komunitas internasional untuk Afghanistan.”

Tapi Atmar tidak membesar-besarkan peran militer Pakistan dalam misi Turki.

BACA JUGA: Turki Minta Dukungan AS untuk Peran Baru di Afghanistan

Pekan lalu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat berbicara di KTT NATO mengatakan pasukan Hungaria dan Pakistan akan membantu Turki dalam memberikan keamanan di bandara Kabul.

Taliban sebelumnya mengatakan menentang sisa-sisa pasukan asing di Afghanistan, tetapi Ankara yakin bisa mengatasi tentangan semacam itu.

Meskipun militer Turki merupakan bagian dari operasi NATO yang dipimpin AS di Afghanistan, namun mereka menghindari konfrontasi bersenjata.

Your browser doesn’t support HTML5

Turki Ingin Berperan di Afghanistan Setelah Penarikan AS

Hikmet Cetin, yang menjabat sebagai perwakilan sipil senior NATO di Afghanistan, mengatakan Turki telah berhasil menjaga hubungan baik dengan semua pihak dalam konflik itu.

“Ketika saya di sana, tentu saya kadang-kadang berbicara dengan generasi muda Taliban. Mereka sangat menghormati Turki karena hubungan antara Turki dan Afghanistan sudah dimulai pada tahun 1920-an. Tetapi (Taliban), tidak setuju Turki menjadi bagian dari pasukan militer asing, bagian dari NATO,” katanya.

Turki menghubungi sekutu dekatnya Pakistan dan Qatar serta memanfaatkan pengaruh mereka atas Taliban untuk meredakan tentangannya terhadap usul peran Turki itu.

Menlu Pakistan Shah Mehmood Qureshi.


Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Pakistan Mehmood Qureshi mengatakan Erdogan telah mengundang Perdana Menteri Pakistan Imran Khan untuk berbicara mengenai Afghanistan. Qureshi memperingatkan proses perdamaian Afghanistan sedang berada pada tahap kritis. Taliban meningkatkan operasi militernya di seluruh Afghanistan saat pasukan Amerika mundur, proses yang akan selesai pada 11 September.

Pejabat Turki sedang berunding dengan AS untuk memperoleh dukungan keuangan dan logistik. Hubungan Turki dengan banyak sekutu baratnya tegang dan sangat membutuhkan perbaikan. Inisiatif bandara Afghanistan itu bisa memberi landasan kesepakatan yang dibutuhkan, kata Huseyin Bagci, kepala lembaga Kebijakan Luar Negeri di Ankara.

“Sangat berisiko, tetapi tidak ada yang lebih baik bagi hubungan Amerika-Turki selain menempatkan pasukan Turki di bandara Kabul. Masalah utamanya adalah (Taliban) tetapi mereka bisa membuat kesepakatan,” jelasnya.

Analis memperingatkan dengan adanya hambatan berat yang menghadang rencana Turki untuk misi bandara Kabul, tidak banyak waktu yang tersisa menjelang batas waktu penarikan pasukan AS pada 11 September. [my/jm]