Trump Paparkan Kebijakan Imigrasi usai Bertemu Presiden Meksiko

Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto (kiri) menerima kunjungan Capres partai Republik Donald Trump, Rabu siang (31/8).

Capres partai Republik Donald Trump hari Rabu (31/8) malam menegaskan lagi kebijakan imigrasinya di Phoenix Arizona, setelah beberapa jam sebelumnya bertemu Presiden Meksiko, Enrique Peña Nieto.

Tidak banyak hal baru dan mengejutkan yang disampaikan Donald Trump dalam pidato Rabu malam itu, yang sebelumnya diperkirakan akan memperlunak kebijakan imigrasinya. Ia menyampaikan 10 kebijakan imigrasinya jika menang pemilu Presiden bulan November nanti.

Trump lagi-lagi menegaskan bahwa ia tetap akan membangun tembok di perbatasan Amerika dengan Meksiko, beberapa jam setelah ia bertemu dengan Presiden Meksiko, Enrique Peña Nieto.

Trump juga mengecam kebijakan-kebijakan imigrasi pemerintahan Obama dan mantan menlu Hillary Clinton.

Ia juga mengatakan akan memulangkan imigran gelap dan imigran yang punya sejarah kriminal yang katanya sekitar 2 juta orang. Trump juga mengatakan akan memberlakukan sistim biometrik dan pemantauan elektronik bagi para pendatang di Amerika. Trump berusaha meyakinkan pendukungnya di Phoenix bahwa masalah imigran gelap akan menjadi masa lalu Amerika jika ia terpilih sebagai presiden.

Sebelumnya kandidat presiden Partai Republik itu mengadakan pembicaraan “terang-terangan” di Meksiko dengan Presiden Nieto mengenai semua isu yang digembar-gemborkan Trump selama setahun terakhir, termasuk imigran gelap dan perdagangan.

“Saya sangat mencintai Amerika dan ingin memastikan rakyat Amerika sangat dilindungi,” kata Trump kepada Pena Nieto dalam konferensi pers di Meksiko hari Rabu.

“Anda juga sama menyampaikan rasa cinta anda pada Meksiko,” ujar Trump kepada Nieto.

Trump meraih dukungan selama kampanye dengan retorika yang dikatakan Pena Nieto menyakitkan bagi rakyat Meksiko. Trump sebelumnya mengatakan tetangga selatan Amerika itu mencuri pekerjaan, mengirim pemerkosa, penjahat dan pembunuh ke perbatasan dan tidak banyak bertindak untuk menghentikan imigran gelap. Ia berkeras Meksiko akan membayar tembok yang ingin dibangunnya di sepanjang perbatasan.

Pena Nieto menyamakan Trump dengan diktator fasis Hitler and Mussolini. Namun, Trump yang berbicara setelah pertemuan dengan presiden Meksiko itu tampak jauh lebih lunak.

Trump mengatakan “sangat menghargai “ warga Amerika keturunan Meksiko dan menyebut mereka “para pekerja keras” dan mengatakan ia bangga banyak mempekerjakan mereka dalam banyak bisnisnya dan menyebut mereka “ tidak tercela”.

Trump mengatakan ia dan Presiden Nieto membicarakan mengenai tembok di perbatasan tapi tidak membicarakan siapa yang akan membayarnya.

Tapi Nieto bertentangan dengan Trump, ia kemudian mengatakan memberitahu pengusaha Amerika itu bahwa Meksiko tidak akan membayar biaya tembok itu dan mengulangi hal yang dikatakannya beberapa kali.

Trump mengatakan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika utara lebih menguntungkan bagi Meksiko daripada Amerika. Ia mengatakan perjanjian yang berumur 22 tahun itu harus diperbaharui untuk mecerminkan “realitas sekarang”.

Ia juga mengatakan semua negara punya hak kedaulatan untuk mengamankan perbatasan termasuk membangun tembok dan imigran gelap dari Amerika Tengah yang masuk ke Amerika melalui Meksiko adalah bencana kemanusiaan.

Trump mengatakan kartel dan kelompok-kelompok kriminal yang menteror Meksiko utara bisa dihapuskan hanya melalui pembagian intelijen dan operasi-operasi gabungan.

“Ikatan antara kedua negara kita sangat dalam dan tulus dan kedua negara diuntungkan dari hubungan erat dan jujur, Meksiko yang kokoh merupakan kepentingan terbaik Amerika” kata Trump.

Pena Nieto yang berbicara langsung dengan Trump pada konferensi per situ mengatakan prioritasnya adalah melindungi warga Meksiko di manapun mereka berada. Ia mengatakan warga Meksiko yang tinggal di Amerika kreatif dan berbakat serta orang yang jujur yang menghormati, keluarga, komunitas mereka dan UU. Ia mengatakan sebaliknya mereka berhak mendapat rasa hormat.

Pena Nieto mengatakan ia berharap calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton juga menerima undangannya untuk bertemu dan berunding di kota Meksiko.

Kunjungan Trump dilakukan beberapa jam sebelum ia berencana untuk memaparkan kebijakan imigrasi barunya dalam pidato kampanye di negara bagian Arizona. Trump sebelumnya mengatakan ia akan “memperlunak” proposal garis kerasnya untuk menciptakan “pasukan deportasi” untuk mengirim 11 juta imigran gelap di Amerika kembali ke negara mereka. [my/al]