Trump Minta Jaksa AS Selidiki Yayasan Clinton

Kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump berbicara di sebuah acara kampanye di Akron, Ohio (22/8). (AP/Gerald Herbert)

Trump menuntut supaya yayasan itu ditutup dengan menyebutnya usaha yang paling korup dalam sejarah politik.

Calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump menuntut penunjukan segera jaksa khusus untuk menyelidiki Yayasan Clinton dengan alasan FBI tidak dapat dipercaya untuk melakukannya.

Trump menghabiskan sebagian besar waktu hari Senin (22/8) berkampanye di Akron, Ohio. Ia menggambarkan betapa luasnya jangkauan kejahatan Hillary Clinton dan bagaimana ia terkejut mendengarnya.

Lawan-lawan Clinton dari Partai Republik menuduh bahwa penyumbang-penyumbang besar kepada yayasan amal itu menggunakan sumbangan mereka untuk mendapat akses istimewa pada Hillary Clinton atau pembantu utamanya sewaktu Hillary masih menjabat menteri luar negeri.

Hillary selalu menyangkal tuduhan itu. E-mail yang baru dirilis menunjukkan meskipun ada penyumbang yang meminta perlakuan khusus kepada para pembantunya namun tidak ada bukti permintaan itu dikabulkan atau Hillary sendiri terlibat.

Bill Clinton mengumumkan pekan lalu bahwa yayasan itu akan mengubah cara kerjanya dalam melakukan bisnis jika istrinya Hillary terpilih. Yayasan akan berhenti menerima sumbangan asing dan perusahaan-perusahaan besar dan Bill Clinton sendiri akan berhenti dari Dewan Yayasan.

Tetapi tidak satupun dari pernyataan itu memuaskan Trump. Hari Senin ia menuntut supaya yayasan itu ditutup dengan menyebutnya usaha yang paling korup dalam sejarah politik. Ia menuduh suami istri Clinton lebih banyak mengurus penyumbang dan rekening bank mereka sendiri daripada rakyat Amerika.

Juru bicara kubu kampanye Clinton, Brian Fallon menangkis tuduhan Trump dengan menandaskan “Yayasan Clinton adalah badan amal yang membantu orang di seluruh dunia. Sedang bisnis Trump berdiri untuk memperkaya dirinya sendiri, terlibat dalam berbagai koneksi yang semu dan masih saja belum berjanji untuk melakukan divestasi perusahaan induk."

Angket terbaru menujukkan Clinton unggul 6 persen dari Trump di Ohio dan hampir 6 poin secara nasional. [my/al]