Trump: Ia Dua Kali Mendesak Keras Putin tentang Campur Tangan Pemilu AS

Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G-20, 7 Juli 2017, di Hamburg.

Presiden Amerika Donald Trump mengatakan hari Minggu (9/7) bahwa ia dua kali mendesak dengan kuat Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai campur-tangan Rusia dalam pemilu Amerika tahun lalu dan sekarang sudah waktunya untuk “maju dalam kerjasama yang konstruktif” dengan Moskow.

Dalam rentetan komentarnya melalui Twitter sekembalinya di Washington dari pertemuan puncak G-20 di Hamburg, Jerman, Trump mengemukakan bahwa Putin dengan kuat membantah keterlibatan dalam mencampuri pemilu itu dan bahwa ia dan pemimpin Rusia itu "membicarakan pembentukan satuan Keamanan Cyber yang tidak dapat diterobos supaya peretasan pemilu dan banyak hal negatif lainnya, akan dijaga dan aman."

Namun, biarpun sementara ia berbicara, Menteri Luar negeri Amerika Rex Tillerson mengatakan di Kyiv bahwa campur-tangan Rusia dalam pemilu November lalu tetap menghambat perbaikan hubungan antara kedua negara. Kepala Staff Gedung Putih Reince Priebus mengatakan kepada Fox News bahwa Trump sama sekali tidak meyakini bantahan Putin mengenai campur-tangan pemilu itu.

Trump mengatakan dalam satu twit bahwa ia telah memberi pandangannya mengenai campur tangan pemilu itu. Ia tampaknya merujuk pada pendapat yang diberikannya pekan lalu pada jumpa pers di Warsawa dimana ia mengatakan, "saya kira itu adalah Rusia dan saya kira itu mungkin saja orang lain dan negara lain. Mungkin saja banyak orang yang mencampuri pemilu."

Trump sedang menghadapi penyelidikan berbulan-bulan mengenai tuduhan bahwa kampanyenya bersekongkol dengan para pejabat Rusia untuk membantu Trump memenangkan Gedung Putih dan bahwa ia kemungkinan menghambat proses penyelidikan dengan memecat James Comey, yang pada waktu itu direktur FBI, ketika ia memimpin penyelidikan Rusia. Banyak penyelidikan Kongres sedang berjalan, dan juga penyelidikan pidana yang dipimpin oleh Penyidik Khusus Robert Mueller, seorang lagi mantan direktur FBI. [gp]