Tren Barang Palsu Meluas, China Jadi Pusat Pembajakan

Polisi memeriksa 400 tas tiruan dari merk-merk ternama di Seoul, Korea Selatan (foto: ilustrasi).

Tren global pemalsuan dan pembajakan diperkirakan meningkat dalam 10 tahun ke depan karena China terus menjadi pusat produksi barang palsu mulai dari pakaian sampai elektronik, serta obat-obat dan kosmetik palsu yang berisiko.

Tetapi pemerintah dan bisnis mencoba mengatasi ancaman komersial akibat pemalsuan dengan langkah-langkah mendeteksi barang-barang palsu dan melindungi merek dan pekerjaan.

Laporan yang dirilis Asosiasi Merek Internasional dan Kamar Dagang Internasional, menyebutkan nilai ekonomi global pemalsuan dan pembajakan bisa mencapai 2,3 triliun dolar pada tahun 2022. Nilai global barang-barang palsu tahun 2015 mencapai 1,7 triliun dolar.

Laporan perusahaan riset Frontier Economics untuk Februari 2017 menyebutkan, biaya sosial, investasi dan penegakan hukum pidana bisa menambah jumlah itu sampai menjadi 4,2 triliun dolar, mengancam sekitar 5,4 juta "pekerjaan yang sah".

Menurut analis, sementara pemalsuan dan penipuan selama ini menjadi bagian kehidupan komersial, langkah percepatan produk palsu mengiringi globalisasi bisnis.

Laporan terbaru Badan PBB untuk Penanggulangan Narkoba dan Kejahatan mengatakan "barang dan obat-obat palsu menimbulkan risiko serius bagi kesehatan dan keselamatan publik". [ka/ii]