Tersangka Pembunuh Turis AS di Bali Akui Korban Mencekiknya

  • Associated Press

Heather Mack (kanan) dan Tommy Schaefer dari Chicago, AS tiba di pengadilan Denpasar, Januari 2015. (AP/Firdia Lisnawati)

Bersaksi di sidang Heather Mack, Tommy Schaefer mengatakan sang ibu tidak mendukung hubungannya dengan sang putri.

Seorang pria AS yang dituduh membunuh ibu pacarnya mengatakan di Pengadilan Denpasar, Kamis (12/3), bahwa ia marah setelah korban mengancam akan membunuh bayi yang dikandung pacarya dan mencekiknya selama setengah menit.

Tommy Schaefer, 21, dan Heather Mack, 19, disidang secara terpisah oleh Pengadilan Denpasar, dengan tuduhan pembunuhan berencana terhadap Sheila von Wiese-Mack Agustus lalu di Bali. Mereka dapat dihukum mati oleh regu tembak jika divonis bersalah. Mayat korban yang rusak ditemukan dalam koper di sebuah taksi.

Bersaksi di sidang Mack, Schaefer mengatakan sang ibu tidak mendukung hubungannya dengan sang putri.

Schaefer mengatakan ia ke Bali untuk bertemu Mack yang sudah berada di sini.

Setelah bertemu Mack di hotel, mereka membahas bagaimana cara memberi tahu Wiese-Mack bahwa putrinya sedang hamil dan akhirnya sepakat bertemu di kamar hotel tempat Mack dan ibunya menginap.

Berbicara lewat penerjemah, Schaefer mengatakan Mack memintanya untuk membawa mangkuk buah logam, yang ia sembunyikan di bawah bajunya untuk "berjaga-jaga."

Ditanya oleh hakim mengapa itu disembunyikan, Schaefer menjawab bahwa ia tidak yakin benda itu akan digunakan atau tidak untuk melindungi dirinya.

Menurut Schaefer, ia tiba di kamar itu dan melihat Mack menangis. Ia tidak tahu mengapa, namun ia juga melihat ibu Mack berteriak-teriak.

"Ia marah pada saya ketika tahu Heather hamil," ujar Schaefer.

Ia mengatakan situasi memanas ketika von Wiese-Mack meminta putrinya melakukan aborsi atau membunuh bayi yang dikandungnya. Schaefer mengatakan hal itu memicu pertengkaran yang kemudian membuatnya dicekik oleh von Wiese Mack selama sekitar 30 detik.

Ia mengatakan korban menghinanya dengan cercaan rasial dan menggambarkan putrinya pelacur yang suka pria kulit hitam.

"Saya marah, mengambil mangkuk buah dan memukulnya," ujar Schaefer sambil menangis.

Ia menambahkan bahwa ia tidak ingat berapa kali ia memukul korban. Setelah mengetahui ia tidak bernafas lagi, Schaefer mencoba memberikan pernafasan buatan, sementara Mack, yang panik dan lari ke kamar mandi, kemudian kembali dan mencoba membangunkan ibunya.

Ia mengatakan panik dan takut dan mencoba menelpon 911 dengan ponselnya sebelum sadar ia tidak berada di Amerika Serikat.

Menurut tuntutan, Schaefer memukuli von Wiese-Mack dengan mangkuk buah menyusul pertengkaran mengenai biaya hotel.

Berkas itu menunjukkan bahwa Mack membantu memasukkan mayat ibunya ke dalam koper dengan cara mendudukinya sementara Schaefer menutup koper. Mereka kemudian menaruh koper di dalam bagasi taksi kemudian meninggalkannya dan kabur.