Target Beras Meleset, Kepala Bulog Diganti

Suasana di gudang beras Bulog di Jakarta, Indonesia. (Foto: Dok)

Pemerintah telah memberikan Bulog target pembelian beras empat juta ton dari produsen-produsen domestik untuk 2015, namun badan tersebut hanya mampu mengadakan 1,2 juta ton pada akhir Mei.

Kepala badan pemerintah untuk pengadaan pangan telah diganti setelah bertugas hanya lima bulan, menurut Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara, Senin (8/6), dengan alasan melesetnya target untuk pembelian beras domestik.

Mantan bankir Lenny Sugihat menggantikan kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) yang pensiun, Sutarto Alimoeso bulan Januari, dengan tugas membeli beras dan bahan pokok lain dari petani domestik untuk menstabilkan harga-harga ritel.

Mantan direktur Bank Rakyat Indonesia Djarot Kusumayakti dilantik sebagai pengganti Lenny hari Senin, menurut pernyataan Kementerian BUMN.

Pemerintah telah memberikan Bulog target pembelian beras 4 juta ton dari produsen-produsen domestik untuk 2015, namun badan tersebut hanya mampu mengadakan 1,2 juta ton pada akhir Mei, ujar Wakil Menteri BUMN kepada wartawan.

Bulog merupakan pembeli beras dominan, ditugaskan untuk mempertahankan persediaan tahunan 1,5 juta ton sampai dua juta ton dengan membeli dari pemasok domestik dan regional.

Di masa lalu, Indonesia mengimpor satu juta sampai dua juta ton beras per tahun, biasanya dari Thailand atau Vietnam, dan penggantian Lenny sepertinya merupakan tanda bahwa impor akan kembali dilakukan.

Lenny adalah salah satu pejabat pemerintah terkemuka pertama yang dipilih dan kemudian digantikan oleh Presiden Joko Widodo.

Pemerintahan Presiden Jokowi telah dikritik karena kinerja yang kurang dan gagal membangkitkan ekonomi yang sedang berada dalam kondisi terlemah sejak 2009.

Para analis mengatakan Indonesia dapat mengimpor sampai 1,6 juta ton beras tahun ini karena harga-harga yang melonjak di dalam negeri dan ancaman kerusakan atau terlambatnya panen akibat pola cuaca El Nino.

Harga-harga beras eceran di Indonesia telah naik sekitar 13 persen dalam setahun terakhir dan sumber-sumber industri memperkirakan harga akan naik 5-7 persen lagi pada bulan puasa Ramadan, pertengahan Juni.