Sudan Utara dan Selatan Rundingkan Pelaksanaan Pemisahan

  • Matt Richmond
    Wita Sholhead

Sekjen Partai berkuasa di Sudan selatan, Pagan Amum mengatakan, Sudan selatan akan terus mengekspor minyaknya melalui pipa-pipa di Sudan utara.

Kedua pihak hampir mencapai kesepakatan tentang bagaimana menangani pembagian minyak Sudan selatan dan mata uang setelah pemisahan.

Sudan utara dan selatan telah berunding berbulan-bulan tentang bagaimana melaksanakan pemisahan negara mereka secara mulus. Hanya dua minggu setelah hasil akhir referendum Sudan selatan diumumkan, mereka hampir mencapai kesepakatan tentang bagaimana menangani pembagian minyak Sudan selatan dan mata uang setelah pemisahan.

Sejak persetujuan perdamaian 2005 yang mengakhiri perang saudara dua dasawarsa di Sudan, kedua pihak membagi rata pendapatan dari minyak.

Sekretaris Jenderal partai yang berkuasa di Sudan selatan, Pagan Amum, mengatakan penetapan pembagian itu akan berakhir ketika Sudan selatan merdeka. “Gagasan melanjutkan pembagian kekayaan tidak akan ada lagi. Tidak akan dilanjutkan, apakah 50 persen atau lainnya,” ujarnya.

Sekitar 80 persen dari hampir 500.000 barel minyak yang diproduksi di Sudan dihasilkan di selatan. Setelah pemisahan, Sudan selatan akan membayar Sudan utara untuk penggunaan pipa-pipa minyaknya dan pengiriman minyak melalui wilayahnya. Pipa dari ladang-ladang minyak Sudan selatan dialirkan melalui Sudan utara ke Pelabuhan Sudan.

Untuk sedikitnya kurun waktu dua tahun mendatang, pipa minyak itu akan menjadi satu-satunya cara bagi Sudan selatan untuk mengekspor minyaknya.

Pengeboran minyak di Bentiu, Sudan selatan. Sekitar 80 persen dari minyak yang diproduksi di Sudan, dihasilkan di selatan.

Amum mengatakan, “Sudan selatan akan terus mengekspor minyaknya melalui Sudan utara dan membayar ongkosnya, apakah ongkos transit atau ongkos pengiriman melalui pipa itu.”

Amum menambahkan Sudan utara mungkin akan meminta ganti rugi pandapatan minyak kepada Sudan selatan, sesuatu yang disepakati oleh Sudan selatan untuk dibayar.

Dua kendala utama yang masih dihadapi dalam perundingan itu adalah masa depan kawasan Abyei yang kaya minyak dan demarkasi perbatasan, menurut Amum.

Referendum di wilayah itu ditunda karena ketidaksepahaman mengenai siapa yang punya hak untuk ikut referendum. Masalah itu merupakan isu yang paling diperdebatkan sejak perundingan dimulai dan tidak ada pihak yang menunjukkan keinginan untuk berkompromi.

Perundingan mengenai demarkasi perbatasan dijadwalkan dimulai lagi akhir minggu ini. Delapan puluh persen perbatasan antara Sudan utara dan selatan sudah selesai, sementara sisanya masih diperselisihkan.

Isu-isu ini perlu diselesaikan sebelum Sudan selatan merdeka tanggal 9 Juli.