Studi: Vaksin Dua Dosis Kurangi Risiko Tertular Varian Delta 50-60%

Seorang perempuan menerima vaksin COVID-19 dari petugas kesehatan di fasilitas Joslin, Illinois, 19 Februari 2021. (Foto: AP)

Sebuah studi yang dilakukan sejumlah peneliti di Inggris menemukan risiko penularan dari varian Delta terhadap orang-orang yang sudah divaksinasi dosis lengkap berkurang 50% hingga 60%. Penurunan risiko itu termasuk mereka yang tidak menunjukkan gejala.

Para peneliti Imperial College London mengatakan, seperti dikutip oleh kantor berita Reuters, Rabu (4/8), mengatakan orang yang dilaporkan menerima dua dosis vaksin memiliki kemungkinan 50% terjangkit COVID-19. Namun hal tersebut tergantung pada sejumlah faktor lain, seperti usia dan apakah orang yang diuji memiliki gejala COVID-19 atau tidak.

Penelitian tersebut berfokus pada mereka yang memiliki gejala COVID-19, dan ditemukan efektivitas meningkat menjadi sekitar 59%. Penelitian dilakukan ketika varian Delta mendominasi, menggantikan varian Alpha yang sebelumnya dominan.

BACA JUGA: Vaksinasi Berpotensi Cegah ‘Long COVID’

Perkiraan tersebut, yang tidak merinci efektivitas setiap vaksin, lebih rendah daripada yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan Inggris (Public Health England/PHE) untuk vaksin Pfizer dan AstraZeneca.

Para peneliti mengatakan hal tersebut tidak mengejutkan atau mengkhawatirkan, mengingat perkiraan PHE didasarkan pada mereka yang memiliki gejala dan diuji, sementara studi Imperial dirancang untuk mengambil sampel pada lebih banyak orang.

"Kami sedang melihat efektivitas melawan infeksi di antara sampel acak dari populasi umum, yang mencakup individu tanpa gejala," ahli epidemiologi yang juga mengetuai penelitian Imperial, Paul Elliot, mengatakan kepada wartawan.

Para remaja menunggu untuk menerima vaksin Sinovac di Phnom Penh pada 1 Agustus 2021, saat Kamboja mulai memvaksinasi remaja berusia antara 12 hingga 17 tahun. (Foto: AFP/Pring Samrang)

Studi tersebut menemukan hubungan antara infeksi dan rawat inap , yang sebelumnya sempat menurun tetapi kini kembali melonjak.

PHE mengatakan bahwa varian Delta membawa risiko rawat inap yang lebih tinggi, meskipun vaksin menawarkan perlindungan yang baik terhadap paparan virus corona yang lebih parah.

Para peneliti mengatakan bahwa secara keseluruhan, prevalensi pada orang yang tidak divaksinasi adalah 1,21%, tiga kali lebih tinggi dari prevalensi 0,40% pada orang yang divaksinasi lengkap, dan bahwa laju penularan virus (viral load) di antara orang dengan COVID juga lebih rendah pada orang yang telah divaksinasi. [ah/ft]