Sri Lanka akan Selidiki Kaitan Kelompok Penyerang Gereja dengan Organisasi Asing

Seorang pelaku bom bunuh diri serangan Minggu Paskah, memasuki Gereja St Sebastian di Negombo, Sri Lanka, 21 April 2019 dalam gambar yang diambil dari rekaman CCTV yang dirilis pada 23 April 2019. (CCTV/Siyatha News via Reuters)

Sri Lanka memberlakukan situasi darurat setelah menyatakan satu kelompok Islamis radikal yang tidak dikenal sebagai pelaku serangkaian serangan bom yang menewaskan lebih dari 300 orang dan mencederai ratusan lainnya pada hari Minggu Paskah.

Seorang juru bicara kepolisian, Selasa (23/4) mengatakan 40 orang telah ditahan terkait pembantaian itu, yang menandai kekerasan paling banyak menewaskan korban di Sri Lanka sejak perang saudara selama dua dekade di sana berakhir pada tahun 2009. Juru bicara itu juga mengatakan jumlah korban tewas bertambah menjadi 310 orang.

Pemerintah menyatakan sedang menyelidiki apakah kelompok itu memiliki kaitan dengan organisasi-organisasi teroris asing, meskipun Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengukuhkan bahwa negara itu telah menerima peringatan sebelumnya mengenai serangan-serangan itu dari sebuah dinas intelijen asing.

BACA JUGA: Apa yang Diketahui Mengenai Kelompok yang Dituduh Melakukan Serangan Sri Lanka

Perencanaan yang rumit di balik delapan serangan bom yang menarget gereja dan hotel-hotel itu menghancurkan situasi tenang selama satu dekade ini di Sri Lanka serta mengejutkan para penyelidik dan pejabat.

“Kami tidak percaya serangan-serangan itu dilancarkan sekelompok orang yang terkurung di negara ini,” kata juru bicara kabinet Rajitha Senaratne kepada pers. “Pasti ada jaringan internasional yang lebih luas di belakangnya,” lanjutnya.

Presiden Maithripala Sirisena diperkirakan akan bertemu dengan para diplomat di Kolombo hari Selasa untuk meminta bantuan melacak kemungkinan kaitan para pelaku serangan itu dengan kelompok-kelompok militan di luar negeri.

Para pejabat Amerika hari Senin mengatakan mereka yang berada di belakang pengeboman di Sri Lanka itu mungkin terinspirasi oleh ISIS, tetapi mereka memperingatkan belum ada kepastian akhir mengenai hal tersebut. [uh]